Permintaan Yang Salah
karena itu gak penting. Ok, dikiriman aku yang ke-8 ini aku akan menceritakan kisah imajinasiku.
Malam ini aku sedang merayakan ultahku secara mewah.
Walau hanya 23 orang yang datang tapi sudah cukup banyak bukan? Aku mendapatkan banyak
sekali kado. Lalu tiba-tiba saja lampu mati sendiri. Suasana jadi hitam pekat, bahkan sinar bulan pun
tak cukup untuk menerangi rumah ini. "ayah akan memeriksa saklar" teriak ayah sambil
menyenterku. Setelah beberapa menit ayah sama sekali belum terlihat.
Tak sengaja mobil lewat dan sinarnya melewat kesini. Aku terkejut karena ada makhluk berjubah
sedang berada di dekat kado. Tak lama kemudian lampu nyala lagi dan semua bersorak. Aku shock,
selama acara aku hanya bungkam memikirkan siapa jubah tadi?. Tak terasa sudah jam 01.00 malam.
Teman-teman sudah pulang sejak tadi dan aku segera membuka kado kado di kamarku. Banyak kado
yang menarik dan bagus bagus.
Lalu kado terakhir, berbentuk persegi panjang berwarna merah darah. Setelah kubuka ternyata isinya
sebuah boneka menyeramkan. Bajunya berwarna merah, mukanya seperti menyeringai, bibirnya
merah darah, matanya berwarna biru, tangan nya berwarna kuning kunyit dan terdapat goresan-
goresan pisau sedangkan kakinya tak terlihat karena kecil.
Aku memeriksa dari siapa kado itu, setelah memeriksa semua kado ternyata ini tidak ada pengirim
nya. Semua kado nya pun berjumlah 24, harusnya 23. Aku bergidik lalu kembali menutup kotak itu
dan menaruhnya di kolong kasur. Aku pun segera naik ke kasur dan tertidur. Aku terbangun karena
merasakan ada yang menggigit keras jari kakiku. Kulihat jam weker, masih pukul 2 dinihari. "jangan
iseng lah ma.." gumamku.
Tapi lagi-lagi ada yang menarik kakiku. Aku terbangun dan melihat siapa itu. Aku terkejut karena
tidak ada siapapun disana. Karena shock berat, akhirnya aku pingsan. Aku kembali terbangun karena
merasakan nyeri di tanganku. Namun sekarang sudah jam 7 pagi. Bibi masuk ke kamar, entah kenapa
ia terkejut saat melihatku. "non, apa yang terjadi dengan non? Nyonya.. Aden.." teriak bibi histeris.
Kedua orantuaku dan satu kakak ku menghampiri ku dan terkejut.
"anak ku, kamu kenapa nak?" tanya mama. Aku mengernyitkan dahi. "emang aku kenapa ma?"
tanyaku heran. Bibi memberikan kaca besar dengan tangan gemetar. Aku melihat ke kaca dan..
Terkejut. Di bayangan itu bukan aku melainkan boneka tadi, namun sepantaran ku. Bagaimana ini?
Tiba-tiba ada bisikan gaib ditelingaku "selamat, permohonanmu sudah terkabul". Aku tercengang
dan menangis. Kini aku mengerti, tadi malam saat mau meniup lilin aku meminta agar wajahku
muda kembali seperti anak kecil. Dan sekarang telah terkabul. Wajahku jadi seperti anak kecil,
sangat anak kecil. Aku telah salah memilih permohonan.
Sumber: http://kumpulan-cerita-hantu.blogspot.co.id/2015/12/permintaan-yang-salah.html#more
Tidak ada komentar:
Posting Komentar