Sabtu, 28 November 2015
SUARA HANTU DI LAGU ED SHEERAN
Jadi gini, ada salah seorang followers di twitter bilang ada suara hantu di lagi Ed Sheeran yang thiking out loud. awalnya sih gak percaya karena gak terlalu denger lagu mainstream, biasanya denger lagu bangsa neraka jahanam. dengan berbekal informasi itu, akhirnya admin berselancar di internet mencari fakta apakah benar kata salah seorang follower itu. setelah mencari di youtube ternyata ketemu videonya, terus admin dengerin baik-baik. dan ternyata benar, ada semacam suara anak kecil lelaki bilang “heart” setelah si Ed Sheeran nyanyi. kalo didengerin dengan kecepatan standar memang agak susah tertangkap mata, tapi setelah kecepatannya dikurangi bisa terdengar jelas. seram juga sih, kirain cuma lagu macam stairway to heaven aja yang jadi semacam mantra black magic kalo di backward. ternyata lagu cinta seperti Ed Sheeran juga punya sisi horor, lebih tepatnya jadi sasaran hantu yang iseng pengen ikut nyanyi.
coba cek video yang admin upload dan tentukan sendiri apakah itu benar hantu atau bukan, tulis pendapat kalian di sesi komentar.
Sumber: http://ceritahoror.com/suara-hantu-di-lagu-thinking-out-loud-ed-sheeran/
MIMPI
Anjing itu matanya berwarna merah, menyala dan bercahaya meskipun dalam kegelapan. Aku bisa melihatnya dengan jelas. Sangat jelas. Aku yakin kalian jika dalam posisi atau keadaan yang sama dengan yang sedang aku alami saat ini, aku yakin kalian pasti akan berusaha memutar otak untuk mengambil langkah selanjutnya.
Tapi, terkadang dalam keadaan yang sangat genting, kita tidak bisa berpikir jernih. Setidaknya yang aku tau, untuk saat ini, aku tau, aku tidak bisa memikirkan apa yang harus aku lakukan saat ini. Anjing itu terus menatapku tajam. Lidahnya menjulur, liurnya mengalir dari sela-sela giginya. Aku bisa melihat tatapannya yang menghantam nyaliku dengan telak. Saat aku mencoba bergerak, ia mengikutiku.
Grrrrrrrr…
Anjing itu menggeram, ia seakan memperingatkanku untuk tidak bergerak. Sedetik kemudian ia berjalan santai ke arahku. Berjalan santai tapi tetap mengawasiku. Aku terpekik, lidahku semakin kelu, nafasku terengah-engah, kakiku seakan tidak kuat menopang tubuhku sendiri. Aku mencoba menggunakan sisa-sisa tenagaku untuk berlari. Aku berusaha kuat untuk berlari dan mencoba pergi sejauh mungkin dari anjing tersebut.
Tapi aku salah.
Salah besar….
Beberapa saat setelah aku berlari, aku menyadari bahwa keputusanku untuk berlari adalah keputusan yang salah. Anjing tersebut justru melompat ke arahku, aku bisa melihat ia menerjangku. Aku melihat deretan giginya yang mengerikan.
Arrrgggghhhh!!!
Keringat membasahi tubuhku, semakin aku menyeka keringatku, keringatku justru semakin deras mengalir. Setidaknya aku orang paling beruntung sedunia kali ini. Anjing itu hanya mimpi. Anjing dengan mata merah menyala tersebut hanyalah mimpi.
Aku senang, itu semua hanya mimpi.
Mimpi yang terasa sangat nyata.
Ketakutan yang amat nyata.
Kengerian yang sangat terasa.
Namaku Josh, umurku 12 tahun. Kita pasti selalu pernah bermimpi, dan kita akan selalu bermimpi selama kita hidup. Dan kalian pasti sering membawa sensasi dari mimpi kalian ketika kalian terjaga dari tidur. Entah itu sensasi senang, gembira, sedih, atau bahkan sensasi mengerikan dan menakutkan.
Aku melirik jam di meja belajar kamarku, aku melihatnya dengan seksama dan akhirnya aku mengetahui bahwa jam di meja belajar kamarku tersebut masih menunjukkan jam 2 dinihari. Masih banyak waktu untukku tidur kembali dan bangun pada jam 7 pagi untuk sekolah.
Tapi, aku masih sangat ngeri ketika aku berusaha memejamkan mataku kembali. Anjing bermata merah menyala tersebut terlalu mengerikan. Mimpiku barusan terlalu mengerikan dan menakutkan. Terlalu nyata untuk jadi sebuah mimpi. Bagian yang sangat mengerikan dan paling aku ingat adalah ketika anjing tersebut menerjangku dan aku bisa melihat deretan giginya yang mengerikan.
Aku takut mimpiku jadi kenyataan. Sebagian besar orang pasti pernah mengalami kejadian yang sebenarnya pernah mereka bayangkan sebelumnya. Kejadian di dunia nyata yang seakan-akan mereka pernah mengalaminya. Ini semacam dejavu. Atau sebagian orang pernah mengalami kejadian yang sama persis dengan apa yang mereka mimpikan. Ini semacam mimpi yang menjelma menjadi kenyataan.
“Jossshhh….!!” sebuah suara membangunkanku dari tidurku.
“Jossssh… Cepat bangun! Kau hampir telat sekolah”
Buru-buru aku melirik jam di meja belajar kamarku.
Gawat! Ini hampir jam setengah 7 pagi, aku hampir telat. Aku melompat dari tempat tidurku, aku bergegas untuk segera mandi. Pagi itu pagi yang sangat sibuk. Aku tidak boleh kehilangan rekor yang aku pegang sendiri, rekorku tidak pernah terlambat datang ke sekolah tidak boleh rusak hanya karena mimpi buruk yang menganggu tidurku dan membuatku bangun kesiangan. Selesai mandi, aku memakai pakaian dengan cepat, lalu aku turun dari kamarku yang ada di lantai 2 untuk bergegas menemui ibu. Saat aku menuruni tangga, aku sudah melihat wajah ibu yang cemas karena aku hampir telat ke sekolah.
“Josh, ini dimakan dulu!” perintah Ibu sambil memberikan sepotong sandwich padaku. Aku yang sedang terburu-buru memakannya dengan sangat cepat.
Hhhhhhh
Aku tersedak, potongan sandwich itu berhenti di tenggorokanku, potongan sandwich itu seakan berniat membunuhku. Nafasku tersengal.
“Aduh, Josh! Pelan-pelan dong makannya!” Ibu memarahiku. Sesaat kemudian ibu memberikan segelas air putih kepadaku. Tanpa memperhatiakn raut muka Ibu, aku segera meminum air tersebut. Aku meminumnya dengan cepat dengan maksud supaya potongan sandwich yang tersangkut di tenggorokanku segera belalu dari tenggorokanku dan pergi ke tempat yang seharusnya.
“Maaf, Bu,” ucapku kepada Ibu. “Ibu tau kan kalau aku tidak pernah terlambat datang ke sekolah? Dan aku tidak mau kehilangan rekorku tersebut, bu.” Imbuhku.
Belum sempat Ibu menanggapi pembelaanku, aku langsung berpamitan dan menuju sepedaku untuk sesegera mungkin sampai di sekolah. Aku mengayuh sepedaku dengan kencang. Jam tanganku menunjukkan hampir jam 7 pagi. Jarak rumahku ke sekolah tidaklah begitu jauh, akan tetapi aku tidak bisa mengayuh sepedaku dengan santai karena jam tanganku menunjukkan hampir jam 7 pagi. Aku semakin cepat mengayuh sepedaku, bajuku basah oleh keringatku sendiri pagi itu. Sebenarnya ini membuatku tidak nyaman, tapi demi mempertahankan rekor yang aku buat sendiri, aku harus berkeringat pagi itu.
Jam tanganku menunjukkan jam 7 kurang 5 menit. Aku sudah memasuki gerbang sekolahku. Dan akhirnya aku masih bisa mempertahankan rekorku sendiri. Aku tersenyum kecil atas keberhasilanku pagi ini. Keberhasilan dari kompetisi yang aku buat sendiri. Kompetisi antara aku dan waktu.
“Akulah pemenangnya!” gumamku dalam hati.
Hari ini adalah pelajaran matematika. Kalian harus tau jika aku sangatlah ahli dalam pelajaran ini, aku suka berhitung. Suka sekali. Guru ku sendiri sering memujiku dalam pelarajan matematika. Teman-temanku mengakui keahlianku dalam bidang berhitung.
Kriingggggg…
Bunyi bel pelajaran matematika berakhir. Bel yang juga menandakan bahwa waktu istirahat sudah tiba. Aku sama sekali tidak kesulitan dengan materi baru yang diajarkan guru matematika tadi. Sampai-sampai aku tidak mencatat apa yang ia tulis di papan tulis. Aku sudah memahaminya jauh sebelum guruku mengajarkannya kepada kami.
Aku bergegas menuju kantin sekolah untuk makan, perutku sangat lapar karena pagi tadi aku tidak makan dengan benar. Biasanya aku bisa menghabiskan 2 sampai 3 potong sandwich untuk sarapanku, tapi, pagi tadi, seperti kalian tau, mimpi burukku membuatku telat bangun tidur dan tidak sempat sarapan dengan benar. Malah aku hampir mati karena sandwich bikinan Ibu.
Menyedihkan.
Sangat.
Aku baru saja hampir sampai di kantin, saat aku semakin dekat dengan kantin, aku melihat makhluk yang tidak asing bagiku. Aku melihat anjing bermata merah yang semalam menganggu tidurku lewat mimpi. Aku perlu waktu beberapa saat untuk meyakinkan diriku sendiri bahwa anjing tersebut benarlah nyata. Anjing bermata merah tersebut benar-benar nyata.
Anjing itu ada di belakang Karen, teman sekelasku. Karen tidak menyadarinya. Anjing bermata merah tersebut mengawasi gerak-gerik Karen, ia menjulurkan lidahnya, mendengus-dengus.
Menjijikan!
Sesaat sebelum anjing tersebut menerjang Karen dari belakang, aku berlari ke arah Karen, aku menendang anjing tersebut dengan kaki kananku.
Gukk..guk…
Anjing tersebut kesakitan. Karen kaget melihat perlakuanku terhadap anjing tersebut. Aku terus menendangi anjing tersebut. Aku menggila, aku harus membunuh anjing bermata merah tersebut sebelum ia membunuh Karen, atau bahkan sebelum ia membunuhku.
“Josh! Hentikan! Apa-apaansih!” bentak Karen sambil menarik bajuku. Karen mencengkeram bajuku, ia berusaha menjauhkanku dari anjing tersebut.
“Anjing ini anjing hantu! Ia bermata merah, ia semalam datang di mimpiku, ia ingin membunuhku, dan sekarang ia ingin mebunuhmu!” bentakku, aku terus berusaha menendang anjing itu.
“Apanya yang anjing hantu?! Lihat! Itu anjing penjaga sekolah kita, ia sudah akrab dengan semua orang disini. Ia jinak! Dasar bodoh!”
Saat aku melihat ke arah anjing itu untuk kesekian kalinya, aku mendadak lemas. Anjing tersebut bukanlah anjing bermata merah menyala seperti yang aku lihat sebelumnya. Anjing tersebut adalah Tody. Tody adalah anjing milik penjaga sekolah kami. Seperti yang dikatakan Karen, ia memang akrab dengan semua orang disini, ia sudah jinak. Bahkan aku sering bermain-main dengannya.
Gukkk…gukkk
Suara anjing tersebut lemas. Aku melihat darah mengalir dari sela-sela mulutnya. Lidahnya menjulur lemas.
“Aduh! Tody, maafkan aku…” ucapku lemas sambil mencoba mengangkat tubuh Tody.
Aku membawa Tody ke penjaga sekolah yang juga pemilik Tody. Daren, penjaga sekolahku terkaget-kaget melihat keadaan Tody yang cukup buruk akibat tendanganku. Setelah aku dan Karen menjelaskan semuanya, Daren memarahiku, akan tetapi setelah aku meminta maaf akhirnya Daren memaafkanku.
Kringgggg…
Bunyi bel pelajaran terakhir berbunyi. Bunyi bel yang juga menandakan bahwa waktu pulang telah tiba. Setelah kejadian di kantin tadi, aku gusar. Aku tidak memperhatikan pelajaran terakhir hari ini. Aku terus-terusan memikirkan anjing bermata merah yang tiba-tiba berubah menjadi Tody setelah aku tendangi.
Apakah aku sudah gila?
Gila karena mimpi buruk?
Aku menaruh sepedaku di samping garasi rumahku, di perjalanan pulang aku masih saja memikirkan kejadian di kantin. Sampai di rumah, aku langsung menuju kamarku dan mengunci pintu kamarku. Aku dikurung perasaan takut. Takut dan ngeri.
Makan malam tiba, aku bergegas ke meja makan karena ibu, ayah, dan adik sudah menungguku untuk makan malam. Di meja makan aku tidak banyak berbicara. Selesai makan tanpa berkata apapun aku langsung bergegas ke kamarku dan setelah sampai di kamarku, aku langsung mengunci pintu kamarku. Aku sangat lelah hari ini. Semua berawal dari mimpi burukku kemarin malam. Aku terus-terusan memikirkan kejadian di kantin siang tadi dan juga mimpi burukku kemarin malam.
Aku mencoba merebahkan badanku di kasur. Kepalaku terasa berat, keringatku mengalir. Aku mencoba memejamkan mataku sesaat setelah aku merebahkan badanku di kasur, akan tetapi aku tidak bisa memejamkan mataku dengan tenang. Aku mencoba membenarkan posisi bantalku dan memukul-mukul pelan bantalku, setidaknya aku berharap bantalku jadi lebih nyaman setelah ini. Aku kembali mencoba memejamkan mataku. Kali ini aku rasa, aku berhasil terlelap dalam tidurku.
Aku sedang berjalan-jalan di taman bersama Hana, perempuan cantik seumuranku. Awalnya aku di berjalan di depannya, kadang juga aku berjalan di belakangnya. Dia mengajakku bercanda. Aku berlari karena ia mengejarku. Aku bisa mendengar tawanya yang renyah saat ia mengejarku.
Aku tidak sadar bahwa aku semakin dekat dengan jalan raya, Hana terus mengejarku. Aku berlari sambil melihat ke arahnya, aku tidak melihat sesuatu yang ada di depanku. Saat aku melihat sesuatu yang berada di depanku, aku terkejut. Aku sudah terlambat untuk menghindarinya.
Brakkkk…
Mobil itu menghantam badanku. Mula-mula darah mengalir dari kepalaku, lalu telingaku. Aku merasakan sakit yang teramat. Penglihatanku kabur. Satu yang masih bisa aku dengar adalah tangisan Hana. Ia menjerit sesekali, lalu ia menangis. Nafasku terengah. Penglihatanku yang kabur berubah menjadi gelap. Semakin gelap.
Gelap.
Sunyi.
Tenang.
Aku tiba-tiba melihat setitik cahaya putih, aku berusaha untuk mencapainya. Aku berlari menghampiri titik cahaya tersebut. Semakin aku berlarim titik cahaya putih tersebut semakin membesar sampai pada akhirnya kegelapan yang sebelumnya menyelimuti penglihatanku menjadi putih terang.
Aku membuka kedua mataku, aku melihat Hana dan ibunya tersenyum melihat kondisiku.
“Dokter apakah keadaan Josh sudah benar-benar normal?” tanya Miss Levy kepada Dokter yang juga ada di dekatku. Miss Levy adalah ibu dari Hana.
“Saya juga kaget melihat Josh bisa sembuh dari komanya, ini sebuah keajaiban.” Jawab Dokter tersebut.
“Akhirnya, setelah 1 bulan koma kau kembali! Aku janji nggak akan mengejarmu lagi, Josh..” ujar Hana sambil berusaha mengangkat badanku. Aku melihat senyum dari wajah Hana.
“Guk…Guk….” suara yang keluar dari mulutku.
Aku senang bisa selamat dari kecelakaan itu.
Aku senang bisa mengalahkan kematian.
Aku juga senang. Pernah bermimpi menjadi manusia.
Gukk…gukk…
Tags: #ceritahoror#FiksiHorror#horror#mimpi#seramKisahhorrorhttp://ceritahoror.com/mimpi/
HALAMAN KOSONG SEBELAH RUMAH
Yudi dan keluarganya tinggal di kawasan tambun bekasi, kebetulan sebelah rumah yudi adalah rumah kosong. Ia tak ingat berapa lama rumah itu kosong, tetapi seingat yudi, rumah itu dulu berpenghuni. Ketika ia kecil rumah itu berpenghuni, tetapi entah kenapa rumah itu menjadi kosong hingga saat ini.
Yudi mulai merasakan ada sesuatu yang aneh dengan rumah itu. Setiap tengah malam ia selalu mendengar suara anak kecil yang sedang bermain. Suara gelak tawanya sungguh sangat riang, tetapi yudi merasakan aura yang mengerikan di baliknya. Hampir setiap malam ia diteror oleh suara-suara itu. Akan tetapi, yudi enggan menceritakan ke ibunya akan hal itu.
Hingga suatu malam.
Saat itu yudi sedang mengerjakan tugas kuliahnya hingga tengah malam. Entah kenapa, tiba-tiba saja bulu kuduk yudi berdiri. Ia merasa ada yang tidak beres, tapi yudi tidak menghiraukannya. Yudi mulai mendengar sayup-sayup ada yang memanggil namannya, seakan-akan mengundang yudi untuk datang.
Mulanya yudi membiarkan suara itu, tetapi lama kelamaan suara itu makin terdengar, seketika itu yudi terhenti menulis. Ia memusatkan pendengerannya terhadap suara itu. Makin lama yudi semakin merinding, ia bisa mendengar suara itu dengan jelas. Seakan-akan suara itu menggema di kepalanya. Ternyata suara itu berasal dari luar jendelanya.
Yudi mengumpulkan keberaniannya untuk memeriksa sumber suara. Walau nampak ragu, dengan segenap keberaniannya akhirnya yudi beranjak menuju jendela kamarnya yang menghadap langsung ke luar, ke rumah di sebelah rumahnya.
Saat yudi membuka gordyn jendelanya, betapa kagetnya yudi saat melihat ada seorang anak kecil berlarian di halaman sebelah rumahnya yang kosong. Seketika itu jantung yudi seakan-akan berhenti berdetak. Anak itu berlari-larian seakan-akan menikmati sebuah permainan, sedangkan yudi masih terpaku divdepan jendelanya dan memperhatikan. Siapakah anak itu?
Belum sempat terjawab pertanyaan itu. Tiba-tiba saja anak itu berhenti berlari dan berdiri tepat berhadapan dengan yudi. Tubuh yudi bergetar hebat, ketika yudi dapat dengan jelas melihat wajah anak itu. Wajahnya benar-benar pucat, penuh dengan luka lebam. Dan yang lebih menyeramkan adalah dikening sebelah kanan, ada luka hantaman yang amat besar dan masih mengeluarkan banyak darah!Anak itu menatap tajam kepada yudi, suara memanggil itu tetap terdengar, tetapi bibir anak itu sama sekali tidak terbuka. Secara tiba-tiba anak itu mengangkat tangannya dan menunjuk ke arah yudi dibarengi dengan senyum yang menyeringai. Seketika itu juga yudi langsung berlari keluar dari kamarnya. Ia tidak bisa berhenti berdoa.
Akhirnya malam itu yudi tidur bersama kakaknya. Barulah keesokan harinya ia menceritakan tentang peristiwa itu kepada ibunya. Dan ketika itu, ibunda yudi bercerita bahwa dulu rumah itu dihuni oleh suami istri muda, dan anak laki-laki mereka. Awalnya semua berjalan baik, hingga beberapa bulan kemudian, keluarga itu sering bertengkar. Entah apa penyebab pertengkaran mereka. Sampai akhirnya di suatu pagi, sang istri dan anak mereka ditemukan sudah meninggal dunia akibat dihantam benda keras. Dan suaminya sendiri ditemukan gantung diri di kamar. Setelah itu tidak ada lagi yang menempati rumah itu hingga sekarang.
Ibunda yudi juga mengatakan bahwa ia juga sering melihat penampakan wanita di sana. Ibunda yudi menyuruh yudi tidak menghiraukannya, karena mereka tidak jahat. Mereka hanya tidak bisa menerima kematian mereka. Dan yang lebih mengejutkan, ternyata anak dari keluarga itu adalah teman kecil yudi. Mereka dulu sangat akrab.
-end-
#horror ini dikisahkan oleh seorang teman bernama yudi.http://ceritahoror.com/halaman-kosong-sebelah-rumah/
Yudi mulai merasakan ada sesuatu yang aneh dengan rumah itu. Setiap tengah malam ia selalu mendengar suara anak kecil yang sedang bermain. Suara gelak tawanya sungguh sangat riang, tetapi yudi merasakan aura yang mengerikan di baliknya. Hampir setiap malam ia diteror oleh suara-suara itu. Akan tetapi, yudi enggan menceritakan ke ibunya akan hal itu.
Hingga suatu malam.
Saat itu yudi sedang mengerjakan tugas kuliahnya hingga tengah malam. Entah kenapa, tiba-tiba saja bulu kuduk yudi berdiri. Ia merasa ada yang tidak beres, tapi yudi tidak menghiraukannya. Yudi mulai mendengar sayup-sayup ada yang memanggil namannya, seakan-akan mengundang yudi untuk datang.
Mulanya yudi membiarkan suara itu, tetapi lama kelamaan suara itu makin terdengar, seketika itu yudi terhenti menulis. Ia memusatkan pendengerannya terhadap suara itu. Makin lama yudi semakin merinding, ia bisa mendengar suara itu dengan jelas. Seakan-akan suara itu menggema di kepalanya. Ternyata suara itu berasal dari luar jendelanya.
Yudi mengumpulkan keberaniannya untuk memeriksa sumber suara. Walau nampak ragu, dengan segenap keberaniannya akhirnya yudi beranjak menuju jendela kamarnya yang menghadap langsung ke luar, ke rumah di sebelah rumahnya.
Saat yudi membuka gordyn jendelanya, betapa kagetnya yudi saat melihat ada seorang anak kecil berlarian di halaman sebelah rumahnya yang kosong. Seketika itu jantung yudi seakan-akan berhenti berdetak. Anak itu berlari-larian seakan-akan menikmati sebuah permainan, sedangkan yudi masih terpaku divdepan jendelanya dan memperhatikan. Siapakah anak itu?
Belum sempat terjawab pertanyaan itu. Tiba-tiba saja anak itu berhenti berlari dan berdiri tepat berhadapan dengan yudi. Tubuh yudi bergetar hebat, ketika yudi dapat dengan jelas melihat wajah anak itu. Wajahnya benar-benar pucat, penuh dengan luka lebam. Dan yang lebih menyeramkan adalah dikening sebelah kanan, ada luka hantaman yang amat besar dan masih mengeluarkan banyak darah!Anak itu menatap tajam kepada yudi, suara memanggil itu tetap terdengar, tetapi bibir anak itu sama sekali tidak terbuka. Secara tiba-tiba anak itu mengangkat tangannya dan menunjuk ke arah yudi dibarengi dengan senyum yang menyeringai. Seketika itu juga yudi langsung berlari keluar dari kamarnya. Ia tidak bisa berhenti berdoa.
Akhirnya malam itu yudi tidur bersama kakaknya. Barulah keesokan harinya ia menceritakan tentang peristiwa itu kepada ibunya. Dan ketika itu, ibunda yudi bercerita bahwa dulu rumah itu dihuni oleh suami istri muda, dan anak laki-laki mereka. Awalnya semua berjalan baik, hingga beberapa bulan kemudian, keluarga itu sering bertengkar. Entah apa penyebab pertengkaran mereka. Sampai akhirnya di suatu pagi, sang istri dan anak mereka ditemukan sudah meninggal dunia akibat dihantam benda keras. Dan suaminya sendiri ditemukan gantung diri di kamar. Setelah itu tidak ada lagi yang menempati rumah itu hingga sekarang.
Ibunda yudi juga mengatakan bahwa ia juga sering melihat penampakan wanita di sana. Ibunda yudi menyuruh yudi tidak menghiraukannya, karena mereka tidak jahat. Mereka hanya tidak bisa menerima kematian mereka. Dan yang lebih mengejutkan, ternyata anak dari keluarga itu adalah teman kecil yudi. Mereka dulu sangat akrab.
-end-
#horror ini dikisahkan oleh seorang teman bernama yudi.http://ceritahoror.com/halaman-kosong-sebelah-rumah/
PROM NIGHT HOROR
Hai min, nama gue Frimawan. Gue mau ceritain pengalaman gue waktu lagi ngurusin kegiatan prom night di sekolah gue beberapa tahun yang lalu.
Saat itu gue sebagai mantan ketua osis yang kebetulan ditunjuk jadi ketua panitia prom night untuk angkatan gue. Beberapa orang pun udah gue tunjuk sebagai panitia, salahtiganya adalah sahabat gue, yaitu Afif, Irwin, dan Rere.
Singkat cerita, persiapan prom night udah berjalan 95% setelah hampir sebulan kami bekerja. Dan malam itu–dua hari sebelum acara–gue dan seluruh panitia diharuskan bermalam di sekolah. Tahun lalu (dan memang tiap tahun) acara prom night sekolah selalu diadakan di Gedung serbaguna tapi tahun ini kepala sekolah melarang. Walhasil, 2014, prom night diadakan di ruang aula di sekolah. Kami membawa seluruh atribut yang akan digunakan untuk menghias ruang aula alakadarnya itu.
Malam itu, gue bareng Afif dan 5 panitia lain sibuk ngehias aula. Sedangkan Irwin dan Rere dapat jatah mengurusi bagian sound. Dan sekitar beberapa jam kemudian, kami hampir selesai dan menyudahi kegiatan hari itu agar dilanjutkan siang hari. Saat itu jam 2 pagi, beberapa panitia ada yang sudah pulas beralaskan karton-karton sisa, tapi gue dan Afif masih terjaga. Kami masih sibuk mengobrol bahkan cekikikan sendiri. Sampai tiba-tiba lagu Laluna – Selepas Kau Pergi mengalun di speaker pojok aula. Lagu itu terdengar cukup jelas dan.. parau. Bukan, ini bukan suara vokalis Laluna yang gue tau. Suaranya lebih mendayu, berat, dan lebih sedih. Gue dan Afif tatap-tatapan, sepertinya kami ngerti kalo pikiran kami sama. Entah kenapa bulu kuduk gue merinding parah.
Beberapa detik kami tatap-tatapan, lagunya mati. Ruang aula kembali hening, tapi suasananya udah beda. Ngga lama, gue bbm Irwin dan Eme yang seinget gue ada di ruang audio.
“Sial, ngga deliv” ungkap gue pas liat notif chat bbm cuma ceklis.
Akhirnya karena nihil, gue sama Afif milih untuk ngobrol lagi. Ngilangin rasa takut. Tapi si Afif ini kampret juga ternyata, karena tiba-tiba dia nyeletuk.
“Wan, gue dulu pernah denger kalo di ruang aula ada yang bunuh diri.” kata Afif sambil ngelirik tajam ke arah gue
“Sialan lo, ngga usah macem-macemlah” gue kesel setengah mati.
“Serius. Makanya di pintu ada bekas kayu gede dipaku permanen kan? Gue denger sih wak–”
“Diem, diem. Gue kebelet, pengen buang air kecil.”
“Mau gue anterin gak?” tanya Afif ngeledek
“Untung lo nanya,” gue bangun dari duduk. “Iya, ayo anterin gue. Tanggung jawab lo bikin gue parno”
Dengan malu gue akuin, gue itu parnoan banget. Apalagi setelah Afif ngasih tau cerita yang entah bener atau engga itu di aula. Akhirnya gue jalan ke arah kamar mandi yang jaraknya jauh banget dari aula. Mesti muterin lorong sekolah dulu. Pas sampe, Afif ikut masuk. Katanya mau buang air kecil juga.
Kami pun masuk dan.. ya buang air kecil. Begonya ini si Afif malah lanjutin cerita yang di aula tadi.
“Iya, Wan, jadi katanya dulu ada yang bunuh diri di aula.” Afif memulai pembicaraan
“Ceritanya udah lama banget. Belasan tahun yang lalu. Korbannya murid disini, Wan”
“Tapi mereka pasti ngga pernah ngomongin ini tengah malem di kamar mandi sekolah, Fif”
“Nah kita kebetulan disini. Mau ngomongin yang bunuh diri di—”
Omongan Afif berhenti. Suasana kamar mandi berubah, panas banget. Dan tiba-tiba, diatas gerbang penutup kamar mandi, terlihat sosok seorang cewek yang duduk diatasnya. Kakinya ngegantung, pucet. Nadi tangan kirinya seperti diiris, darah mengucur darisana. Dia pake seragam sekolah lusuh. Rambutnya kotor dan keliatan gendel banget.Kami ngga bisa gomong apa-apa. Kaget sob. Sepersekian detik, (dengan kampretnya) cewek itu bersuara. Gue masih inget dia cuma ngomong gini, “Dibunuh..” kemudian menyingkap rambut yang nutupin mukanya. Kali ini mukanya keliatan jelas. Darah memenuhi kening dan mukanya yang udah membiru. Urat wajahnya keliatan jelas. Ngga lama, matanya membelalak! Ia ngeliat ke arah kami. Kemudian.. bola matanya memutar. Kamar mandi mulai dipenuhi bau busuk yang amat sangat.
Afif terdengar membaca ayat-ayat yang ia tau dengan tergagap, sedangkan gue sibuk nyebut nama Tuhan sampe merem melek berharap sosok itu hilang. Gue merem beberapa detik. Pas gue buka mata.. wajah sosok cewek tadi berada persis didepan muka gue. Wajahnya hancur, penuh nanah membiru, giginya berantakan dan darah mengucur keluar dari dalamnya. Kaget setengah mati, pandangan gue langsung gelap.
Gue nyadar waktu udah rada siang, sebelahan sama Afif, dikelilingin sama semua panitia dan seorang ustad yang masang muka lega-nya. Dan kening gue berdarah.
Mereka cerita, gue sama Afif kesurupan. Dan yang lebih bikin kagetnya lagi, mereka bilang, gue sama Afif ngepraktekin adegan pembunuhan. Afif (yang sama-sama kesurupan) nganiaya gue yang lagi ‘dirasuki’, dan sepanjang adegan berlangsung, teriakan gue persis seperti cewek. Afif bertindak ngga perperikemanusiaan, badan gue biru-biru semua. Dan kata Eme, teriakan pertama gue “Aku hamil!” dengan lantang.
Akhirnya, setelah ngusut sana-sini sampe sore, ternyata emang dulu pernah ada yang meninggal di aula itu. Sebut aja namanya Arini. Dulu, semua orang taunya ia meninggal bunuh diri ngiris nadinya ditengah aula karena frustasi di hari-hari menuju ujian nasional. Tapi setelah dikasih ‘liat’ adegan aslinya, kami ngerti. Arini dihamili oleh penjaga sekolah di sekolah kami, dan saat si penjaga sekolah itu tau, ia ngebunuh Arini. Jasadnya ditinggalin di aula dengan keadaan nadi yang teriris. Keluarga Arini ngga mau masalah ini makin menjadi-jadi, sehingga mereka nolak kasus ini diusut oleh pihak yang berwajib. Bahkan si pembunuhpun ngga dicari. Keluarga ngga permasalahin ini, tapi Arini iya.
Mana mungkin ada yang rela dibunuh dengan ngga berperikemanusiaan kaya gitu? Apalagi saat mengandung seorang bayi.
Singkat cerita, kami berdoa, kemudian ngelanjutin gladiresik untuk prom night besok harinya. Puji Tuhan, acara berjalan lancar tanpa kendala satu apapun.
Malam hari setelah prom night selesai, samar-samar terdengar “Terima kasih”-nya Arini dari pojok aula. Merinding, tapi gue seneng.
Dari hari paling dalam, gue melaknat semua orang yang bertindak bego seperti itu. Dan gue berdoa, semoga Arini dan bayinya tenang disana. Aamiinn..
Tags: #horror#kisahnyata #Seram #kisahhorror
http://ceritahoror.com/prom-night-horor/
CERITA SERAM DI KAMPUS
nama gue lea. Di sini gue mau ceritain beberapa kisah horror yang gue alamin di kampus. Oke, sebenernya gak cuma gue aja sih yang ngalamin, ini gabungan dari beberapa cerita yang gue dapet dari dosen, temen, ataupun ob dan juga satpam.
Cerita ini masih seputar kampus swasta yang cabangnya banyak banget di daerah Depok. Kampus gue ini didepok ada sekitar 4, anggap aja kampus 1, 2, 3 dan 4. Cerita pertama adalah, waktu itu gue dapet kelas sekitar jam setengah 4 sore dan harus selesai sekitar jam enam, awalnya kelas gue itu ada dilantai empat, tapi si dosen dengan santainya bilang pindah keruangan yang adanya di lantai satu. Dan belajarlah kita, tapi waktu itu si dosen tiba-tiba aja ngebahas satu hal mistis, dan dosen gue mendadak cerita, “kalian tau gak kenapa ibu pindahin ruangan kalian ke lantai satu?” Tanya si dosen, karena kami gak tau apa-apa ya kami Cuma geleng kepala aja tuh. Terus si dosen senyum, senyumnya senyum ngeledek gitu, kampret. “beberapa bulan lalu, pernah ada dosen yang ngajar di lantai tiga sampai malem, dan mitosnya waktu itu kalau udah lewat maghrib sebisa mungkin jangan ada yang sendirian di ruang kelas, ruang dosen atau di manapun, karena emang biasanya kelas itu dikunci sebelum maghrib.” Si dosen masih asik bercerita, sementara gue mah udah merinding disko. “dan waktu itu si dosen ditinggal sendirian di ruang kelas karena dia masih sibuk membereskan beberapa alat mengajarnya. Dan tiba-tiba ada beberapa mahasiswa dosen yang tadi itu sedang berbincang, “kok pak joko belum turun juga ya?” Tanya si mahasiswa satu, terus temen-temennya noleh, “jangan jangan mitos itu beneran. Samperin deh yuk!” Ujar temen-temennya. Akhirnya mereka naik lagi ke lantai tiga, dan mereka ngeliat pak joko lagi muter muter naik turun tangga.“bapak ngapain kok muter muter di sini aja sih.” Si mahasiswa itu nanya, terus si dosen ini agak bingung ngeliatin mahasiswanya. Akhirnya mereka bawa pak Joko ke ruang dosen buat dikasih teh anget biar tenang.” Dosen cantik gue masih asik cerita. Nah cerita kedua gue dari si dosen ini adalah dia bilang “kalo kalian mau coba ujinyali coba deh ke kampus 1 lepas maghrib, pasti lampu lampu yang pada masih nyala mulai redup. Bahkan pernah ada ob yang pada ngeluh susah matiin AC pas mau ngunci kelas. Coba deh kalian Tanya ke Ob atau satpam.” Tukas dosen cantik gue.
Nah cerita kedua ini datang dari para OB dan Satpam, gue kan gabung sama salah satu tongkrongan yang dihuni para senior, kebetulan gak cuma senior yang gabung kadang satpam pun ada yang gabung. Di kampus gue ini, kampus dua parkirannya tuh bertingkat ala-ala mall gitu, dan di lantai 3 itu ada penghuninya. Dulu sih katanya di lantai tiga itu pernah ada cewek cantik yang meninggal bunuh diri atau entahlah. Then, dia dipanggil si cantik. beberapa satpam yang suka jaga malem atau lagi keliling suka diliatin sama si cantik. Matanya menatap kosong, dan seringaian seram di wajahnya bikin siapapun bergidik ngeri.
Cerita ketiga, ini gue sendiri yang ngalamin. Di kampus 2 ini ada sebuah toilet yang letaknya di depan parkiran. Dan gosipnya, di sana itu ada makhluk yang berbau gosong. gue pernah ke toilet sama senior gue yang punya indera keenam, dan anehnya, ketika gue nginjekin kaki di depan toilet kaki kanan gue mendadak lemes. Akhirnya pas balik ke tongkrongan senior gue itu bilang, “salam perkenalan dari mas genda yang ganteng dek. Gausah takut, efeknya gak berlebihan kok.” Dan bulu kuduk gue mendadak merinding. Ditambah dulu pernah ada yang meninggal juga disana.
Cerita keempat masih soal kamar mandi, toilet yang letaknya perbatasan antara gedung b dan c dilantai tiga, waktu itu gue dan kedua temen gue lagi ke toilet, tapi Cuma gue berdua doang sama temen gue namanya Rizka yang pipis, sementara si Ira nunggu di luar, ada tiga bilik yang kosong, gue ngisi bilik tengah, nah si Rizka itu pinggir, sementara pojok otomatis kosong dong, gue denger si Rizka udah selesai dan bilang nunggu di depan, dan pas gue lagi benerin celana eh tiba-tiba bilik toilet yang di pojok ketutup kenceng banget. Reflek lah gue ngomel, “buset deh mbak, biasa aja dong.” Tapi gak ada sautan, yaudah gue keluar deh si Rizka sama ira masih asik ngobrol di depan. “Lama banget sih le.” Omel si Ira, gue nyengir aja tuh kan. “Tadi ada cewek yang masuk ya? Ngeselin sumpah, pintu dibanting.” Gue cerita tuh kan, si Ira sama Rizka liat-liatan bingung. “Cewek? Dari tadi di dalem toilet Cuma kita doang Le, gak ada yang masuk lagi. terakhir yang didalem kan elo. Ngaco lo ah.” Jawab si Rizka. Dan jeng..jeng.. Gue merinding disko. Gimana kaga, siapa tau yang gue omelin di toilet, gue langsung minta maaf dalam hati. Takut nyinggung si mbak toilet.
Cerita kelima. Ini entah serem atau lucu gue gak ngerti, lagi-lagi kejadiannya dilantai empat gedung b, asli deh, waktu itu emang keadaan kelas panas banget, dan temen gue yang cowok dengan bodohnya ngerokok di dalem kelas. Gue punya temen namanya windi, dia punya indera keenam juga, dia balik dari kampus tuh ngerasa badannya ga enak, berat gitu deh. terus akhirnya dia inisiatif manggil ustadz gitu, dan ternyata dia itu ketempelan sama sosok nenek-nenek gitu. Si nenek itu marah, karena anak kelasan gue itu ada yang nyundut cucunya pake rokok. Dan semenjak itu kelasan gue gak ada yang berani buat ngerokok lagi.
Cerita ke enam, Ini cerita dari berbulan bulan dan gue baru sempet ngetik dan juga ngirim. cerita ke enam ini dialamin sama sahabat temen gue, dia itu kebagian praktikum jam setengah lima dan selesai setengah tujuh. Lepas maghrib banget kan? Ruang praktikum itu ada di gedung e lantai dua, dan dia kebetulan duduk tepat di deket jendela yang tembus pandang kelapangan kosong serta beberapa kosan yang cukup tua bangunannya. Dia itu lagi ngeliatin ke arah luar dan tiba-tiba ada cewek pake baju putih lagi lewat mondar mandir. Dan sahabatnya temen gue ini gak cuma sekali ngeliatnya. Si cewek ini sampe pucet, bahkan tangannya gemeteran. Duh.
Cerita ke tujuh ini waktu gue sama temen-temen gue lagi bete sama dosen yang ngejelasin, temen gue si windi tiba-tiba nyeletuk, “Le, tau gak gue lagi liat apaan?” Gue ngegeleng kan sambil ngeliat apa yang diliat windi, terus dia nyengir kuda gitu. “tuh, di kipas ac yang paling pojok, ada kepala buntung lagi melet-melet ngeliatin kita.” Gue langsung ngekeplak aja kepalanya. Bisa-bisanya bilang begituan pake nada tanpa dosa. Terus siangnya gue sama genk gue lagi nyari kosan gitu kan, rencana buat ditinggalin kalo jam kosong atau pulang malem dan harus nginep. Kita dateng ke kosan yang pertama, setelah nanya nanya ke penjaga kita dikasih kunci kamar kos yang letaknya diatas terus di ujung gitu. Kamar kosong ini sisaan tanah gitu, jadi bentuknya gak persegi, si windi bilang katanya aman disini gak ada yang nongol. Tapi gue gak percaya, soalnya gue ngerasa merinding dari tadi. Dan bener aja, pas kita semua masuk dan gue nyalain lampu—karna saklar ada dua akhirnya kepencet dua-duanya. Si windi reflek teriak, “Gak bagus nih kosan, udah keluar keluar, mbak kunti ngintip tadi dari kamar mandi.” Kampret. Gue sama genk gue akhirnya keluar. Dan setelah nanya-nanya lagi, ternyata di seberang ada yang kosong, pas ngintip dari jendela si Windi teriak lagi, “gak beres, udah kotor, pengap, banyak yang huni lagi. cari lagi udah yuk.” Omel si windi, gue dan yang lain pun akhirnya ngikutin aja. Sorenya kita praktikum, dan dapet istirahat jam setengah tujuh baru lanjut praktikum kedua. Gue abis jajan bedua temen gue yang namanya Ana, tangga kan ada dua tuh, gue iseng ngajak si ana lewat tangga yang di ujung yang lampunya udah pada mati, cuma ada lampu pas di toilet Aslab di ujung koridor. Gue dan ana jalan Cuma berbekal senter hp, dan pas jalan gue gak bisa fokus, banyak angin yang tiba-tiba melintas, dan pas gue iseng nengok ke salah satu sudut kelas gue ngeliat ada sosok yang gue gak tau apa itu sedang duduk. Dan gue langsung narik Ana buat jalan lebih cepat. Dan mulai hari itu, gue gak mau lagi iseng-iseng di sekitaran kampus.Buat kalian para pembaca, pasti tau dong kampus swasta yang banyak cabangnya di Depok. Dan siapa tau aja ketika kalian ngebaca cerita ini, sosok cewek itu lagi ngeliatin kalian atau bahkan lagi ikut baca bareng kalian. hiiii.
Tags: #horor#kampus. #CeritaSeramKisahhorror
http://ceritahoror.com/cerita-seram-di-kampus/
PETAKA MENGERIKAN
kisah nyata.
mungkin sudah banyak yang mendengar cerita ini.
kejadiannya rabu, 10 Agustus 2010. iya lima tahun silam.
keluarga keturunan cina beranggota 4 orang ditambah seorang wanita yang telah hamil yaitu adik kandung sang ibu, mereka tinggal di sebuah rumah dibilangan jakarta barat. pemilik rumah yang terlihat mewah dibanding rumah yang lainnya itu dikenal sebagai keluarga yang baik dan ramah walaupun mereka adalah orang yang kaya karna sang ayah adalah pengusaha penyewaan kapal. karna usahanya itu, sang ayah mempunyai banyak kaleng kaleng cat dan barang lainnya untuk kebutuhan mengecat kapal agar tak cepat berkarat. kaleng kaleng itu di tempatkan digarasi, disebelah mobilnya.
setiap sore kedua anaknya yang berusia 7&5 thn kerap bermain dengan anak anak kampung didaerah rumahnya ditemani sang ibu yang ikut bergabung dengan ibu2 lain untuk mengobrol atau sekedar bercerita tentang pengalaman masing-masing. menurut warga sekitar mereka sungguh keluarga yang sangat baik.
karna penghasilan yang cukup besar, sang ayah telah membeli sebuah hunian baru didaerah kedoya, dan mereka telah sepakat untuk segera pindah.
rumah yang sekarang mereka tinggali akan ditempati oleh adik kandung sang ayah sendiri yang berasal dari palembang, karna anaknya akan segera menjadi mahasiswi di kampus bergengsi di daerah jakarta barat.
paginya, sang ayah beserta keluarga dan adik sang istri yang telah hamil telah merapihkan barang2 mereka untuk dipindahkan ke hunian yang baru sebelum akhirnya adik dari sang ayah ( sebut saja sang paman) datang dari palembang.
sang paman datang dengan istri dan kedua anak perempuannya.
mereka sangat senang karna telah diizinkan untuk tinggal disana, tetapi sebenarnya mereka semua termasuk wanita hamil itu datang hanya untuk mengantar nyawa..
sebelum 1 hari mereka tinggal dirumah itu, kejadian yang merenggut total nyawa 9 orang sekaligus itu terjadi.
selasa, 9 Agustus 2010.
sore itu sang ibu dan anaknya masih bermain dengan anak-anak sekitar rumah mereka hingga hari mulai gelap mereka pulang, semua aktivitas dilakukan seperti biasa tanpa firasat apapun.
malamnya mereka membeli nasi goreng dan makan bersama.
rumah dua lantai tersebut memiliki 3 kamar dan garasi dilantai bawah, dan 2 kamar dilantai atas, juga loteng untuk tempat mencuci baju.
pada saat itu pemilik rumah beserta keluarga tidur dilantai bawah dan sang tamu tidur dilantai atas.
sebelum tidur, sang ibu mengambil serangkai kunci untuk mengunci dan menggembok segala jendela, pintu balkon, pintu rumah, garasi dan pagar.
rabu, 10 Agustus 2010 sekitar pukul 03:00
sang ayah keluar rumah untuk membeli sebungkus rokok di warung rokok sebelah rumahnya, bertemu hansip dan bapak2 disekitar itu sang ayah pun menyapa mereka dan masuk kedalam rumah, tdk lupa untuk mengunci rumahnya yang penuh keamanan itu. pagar besi yang kokoh, tembok semen yang kuat dan kaca anti peluru. hansip dan lain2 pun tidak memiliki firasat buruk apa2.
sampai kurang lebih satu jam kemudian…
terlihat percikan api jatuh ke teras rumah dan merambat hingga garasi, api itu meledakkan kaleng kaleng yang berada di garasi.
dengan cepat api membakar daerah depan rumah itu dan mulai merembet ke bagian atas.
melihat kejadian itu sang warga pun berinisiatif untuk melempati rumah itu dengan batu bata agar semua penghuni bangun, dan mengincar kaca yang ada pada rumah tersebut difikirnya agar ada jalan untuk keluar lewat kaca yang pecah, namun kaca itu tidak juga pecah.
api itu dengan cepat meledakkan kaleng kaleng dan kompor gas dirumah itu.
anehnya, api tidak merambat kemanapun, hanya membakar rumah itu lurus merambat keatas. tidak menyamping, kedepan, atau kebelakang. padahal dibelakang rumah itu adalah rumah yg terbuatdari kayu2.
pemilik rumah pun tidak berhasil keluar, dikarenakan terlalu panik untuk membuka gembok yang mengunci semua pintu rumah tersebut. rangkaian kunci yang banyak itu pun sama sekali tidak membantu penghuni rumah.
pemadam kebakaran baru datang setengah jam setelah api berkobar besar.
namun semua orang tersebut tidak dapat tertolong.
setelah api padam, polisi dan warga pun berhasil masuk ke rumah itu dan menemukan semua orang telah hangus terbakar.
dilantai bawah, ditemukan satu keluarga mati berpelukan dikamar mandi yang logikanya basah dan harusnya tidak membakar tubuh mereka, sang ibu memeluk kedua anaknya dan sang ayah memeluk mereka semua.
dilantai atas ditemukan satu keluarga berjumlah 5 orang juga hangus terbakar berpelukan di loteng tempat mencuci baju.
seseorang melihat, wanita yang sedang hamil itu sangat tidak terima kalau dia dan jabang bayinya harus meninggal secara terbakar.
sampai setelah kejadian itu, dua anak kecil selalu terlihat berlari larian dan bermain sepedah disekitarrumah itu. wanita hamil itu kerap menjaili warga dengan menampakkan diri dan merasuki warga sekitar.
rumah itu menjadi rumah angker didaerah jakarta barat ini.
bagaimana tidak? seluruh keluarga berjumlah 9 orang mati terpanggang, dengan api yang tidak merembet kemana2.
apa kejadian itu cukup tidak wajar untuk kalian?
mengapa api tidak merembet ke bangunan kayu warga sekitar dengan suasana pagi yang berangin dan rumah yang berdempetan?
kejadian yang sungguh tidak terduga. semoga kita semua selalu dalam lindungan Allah SWT aamiin.
Sumber Tags: #horor #kisahnyata #Seram #kisahhorror
http://ceritahoror.com/petaka-mengerikan/
KISAH SERAM GADIS INDIGO
Hai Min. Nama gue Yohanna Ze. Gue indigo sejak lahir.
Gue udah biasa banget liat orang tanpa kepala dan makhluk-makhluk serem lainnya lalu lalang di depan gue, bahkan gangguin gue. Walaupun udah biasa, bukannya gue ga takut. Gue bahkan takut banget. Gue bisa liat ‘mereka’ jelas banget, sampe sering ga bisa bedain sama orang normal dan dikira gila sama temen gue karena gue ngomong sendiri.
Gue mau ceritain salahsatu pengalaman gue yang masih sering ngebayang-bayangin gue sampe sekarang.
Dulu, waktu gue kecil, tiap siang gue Cuma berdua dirumah sama pembantu gue. Karena waktu itu kerjaannya udah beres, akhirnya gue dan pembantu gue tidur siang bareng. Sekitar setengah jam kemudian, gue kebangun. Pembantu gue masih tidur di sebelah gue. Gue ngeliat sekeliling, dan gue ngeliat PEMBANTU GUE ADA DI TANGGA. Dan di sebelah gue masih ada pembantu gue. Gue ngeliat lagi ke arah tangga, pembantu gue itu senyum manis dan mukanya jadi pucet banget. Dia senyum terus, dan bibirnya memanjang (kayak robek) sampe ke mata. Darah netes-netes. Kakinya juga ga napak. Dia terbang lambat ke arah gue dan ngomong: “Ze, hidupmu tak akan bahagia. Aku akan selalu menghantuimu”. Gue mikir ada yang ga beres. Gue langsung tidur lagi (atau pingsan?) karena kaget dan takut. Sorenya gue cerita ke nyokap gue, dan dia ga percaya. Tapi ekspresinya kayak nyembunyiin sesuatu.
Beberapa hari kemudian, habis gue mandi, gue keluar dari kamar mandi dan ngeliat nyokap gue lagi jongkok ngebelakangin gue. Gue ngomong : “Loh, kok mama tumben cepet pulang?”. Dia balik badan dan ketawa. Wujudnya langsung berubah drastis, jadi serem banget. Rambutnya kecoklatan panjang. Salah satu matanya Cuma putih doang, ga ada bola matanya. Pinggir mata dan bibirnya agak robek dan netes darah. Di tangannya banyak luka-luka yang masih netes darah, kayak disilet-silet gitu. Gue spontan teriak, tapi tenggorokan gue serasa kesumbat. Dia bilang : “Aku ga akan biarin kamu bahagia! Ah, bagaimana kalau aku membunuhmu? Agar kamu bisa tau rasanya jadi aku!”. Dia cekek leher gue sampe gue ga bisa nafas. Tangannya dingin, terasa basah karena berlumuran darah. Dia nonjok muka gue. Sebenernya gue ga terlalu masalah sama ditonjok dll, karena gue emang sering tonjok-tonjokan sama sepupu gue. Tapi yang paling bikin gue stress dan kebayang sampe sekarang itu kata-katanya dan suara ketawanya yang bikin gue lemes. Kata-katanya serasa bikin gue merasa bersalah, padahal gue masih umur 4 tahun waktu itu. Setelah gue lemes, dia ngilang gitu aja dan ninggalin gue. Gue yang masih syok, pingsan. Setelah gue sadar, gue ngeliat dia melototin gue di pojok kamar. Gue pura-pura ga ngeliat.
Lama setelah itu, gue udah ga terlalu kebayang-bayang lagi. Tapi setelah gue beranjak remaja, dia kembali menampakkan diri beberapa kali. Ternyata, dia emang sering nyamar jadi orang-orang yang gue kenal, baru nampakkin wujud aslinya.
Beberapa hari yang lalu, dia kembali nampakin diri ke gue. Waktu itu gue lagi sendirian jalan keliling komplek, rumah gue kosong. Waktu gue lagi jalan-jalan, gue ketemu temen gue (sebut saja) Nia. Ternyata dia juga lagi keliling komplek, akhirnya gue keliling komplek bareng Nia. Di jalan, gue ketemu ‘seseorang’ yang gue kenal, sebut saja Rika. Dia nyapa gue: “Hai Ze! Ikut keliling dong”. Karena gue udah mulai terlatih ngebedain orang beneran dan ‘mereka’, gue ga jawab apa-apa, karena takut dikira gila sama Nia. Ternyata, Nia juga ngeliat ‘Rika’ dan dia jawab: “eh Rika, ayo ikut lah. Sombong banget lu Ze, temen sendiri didiemin.” Sepanjang perjalanan, gue Cuma nunduk dan sesekali ngomong, karena takut dan sadar ada yg ga beres. Tiba-tiba, Rika ketawa dan seketika pandangan gue gelap, sekitar sedetik. Tiba-tiba gue ada di tempat lain, lumayan deket dari situ.
Rika : “Nah, disini aja, lebih sepi ga ada orang”. Habis itu dia ketawa
Nia tiba-tiba ketawa juga, dan suara ketawanya sama persis sama Rika. Gue merinding setengah mampus. Terus Nia dan Rika ngedeket, dan tiba-tiba badannya gabung jadi satu orang. Wujudnya berubah, jadi hantu yang waktu itu lagi. Lemes, kebelet pipis saking takutnya. Tapi gue ngelakuin apa yg biasa gue lakuin, yaitu pura-pura ga takut.
Gue : “Kamu siapa sih? Kenapa ganggu aku terus?”
Dia : “Kamu akan tahu itu nanti. Ada yang lebih penting sekarang.”
Gue : “Apa? Cepet lah”
Dia : “Yah, begini.. *nunduk, nangis* Namaku sama dengan namamu, Ze. Aku memilihmu karena nama kita sama.”
Gue : “Cuma karena nama yang sama? *ketawa* Kamu milih aku untuk apa?
Dia : “Kamu bisa bantu aku? Aku ingin cepat tenang supaya ga gentayangan lagi disini.”
Gue : “He? Bantuin? Ga salah milih orang? Aku masih SMP loh, aku ga bisa apa-apa”
Dia : “Aku yakin kamu bisa. Paling tidak, tolong berdoa untuk ketenanganku.”
Gue : “Uh.. Oke deh.. Ada lagi? Aku mau pulang.”
Dia malah senyum lagi, terus bilang “Kamu, ga akan bisa pulang.”
Gue tiba-tiba ada di tempat yang gue ga tau itu di mana. Gue lari entah ke mana, sambil memanggil hantu itu. Namun, dia tidak menampakkan diri. Akhirnya gue capek, gue pingsan. Waktu gue sadar, gue langsung ada di jalan yang tadi, tempat gue ketemu Nia. Tapi gue lagi jalan sendirian, tanpa Nia. Gue takut banget, akhirnya gue langsung pulang. Di rumah, gue liat HP gue nyala sendiri. Ternyata ada tulisan di notes nya. Tulisannya “Makasih, Ze. Maaf ya kamu jadi bingung. Jangan lupa doakan aku ya. Dari Ze.”
Tadi gue baru inget, nyokap gue pernah cerita ke gue. Waktu dia hamil gue, dia pernah cek ke dokter, dan dokternya bukannya ngomongin keadaan janinnya, tapi malah ngomong “Bu, di rumah ibu banyak hantunya ya?”
Jadi indigo emang sulit. Ada banyak hal-hal yang kalo lo ga kuat, mental lo bisa keganggu men. Gue bersyukur, sampe sekarang gue ga terlalu keganggu sama ‘mereka’. Bahkan kadang gue bisa sampe saling curhat sama ‘mereka’.
Sudah dulu ya, dia lagi ngeliatin gue dari luar jendela. Oh iya, gue kan di lantai 2..
Sumber Tags: #horror#indigo #Seram#kisahnyata
http://ceritahoror.com/kisah-seram-gadis-indigo/
Jumat, 27 November 2015
Rumah Itu
" Kamu ngapain disini? "
Aku mendongak terdiam beberapa saat, ketika tersadar aku tertegun kenapa orang ini bertanya seperti itu dan ada rasa terkejut yang terdengar dari nada suaranya
" Ennngg, aku sedang mencari anjingku yang tiba-tiba menghilang dan tadi aku melihat sepertinya anjingku masuk kesana "
Tunjukku pada rumah dihadapanku itu.
" Sebaiknya kamu pulang, biar aku yang mencarinya nanti juga anjingmu itu akan kembali. " jawabnya waswas
" Tapi aku ingin mencarinya, tak bisakah aku masuk kesana? "
" Tidak bisa, malam akan segera datang kau harus pergi. Ini berbahaya, pergilah" paksanya
Aku mengerjap, orang ini memaksa dan sepertinya akan ada sesuatu yang terjadi disini. Aku berpaling ke rumah itu.
Rumah itu memiliki tembok yang sangat kokoh seperti tidak termakan usia padahal rumah ini sudah ada beratus-ratus tahun lalu, tetapi ada sesuatu yang gelap di dalam sana gelap tak berpenghujung dan tak ada satupun cahaya dari dalam sana padahal hari masih petang.
Halaman yang sangat luas dengan rumput-rumput tinggi menjulang yang akan menutupi sebagian tubuh orang dewasa bahkan anjingku yang tidak sengaja masuk ke rerumputan itu tidak terlihat lagi seakan tiba-tiba menghilang dan ada yang menyedotnya masuk.
Rumah itu dikelilingi oleh pagar-pagar hitam tinggi dan berada tepat di depanku saat ini, pagar ini terkunci sangat-sangat rapat dan karena tingginya bahkan tak akan ada yang berani memanjatnya.
Aku terus memperhatikan rumah itu. Saat tepukan dibahuku menyadarkanku dari lamunan seketika itu juga kegugupan menyelimutiku.
"Sedang apa? Sana cepat pergilah dari sini sejauh mungkin" ucapnya. Aku meringis, menggaruk tengkukku yang tidak gatal sama sekali. Lalu mencoba untuk mengendalikan mimik wajahku sedatar mungkin.
Baiklah aku pergi, tolong cari anjingku secepatnya ya. Terima kasih"
"Ya sama-sama, pergilah!" Jawabnya terakhir kali.
Aku mengangguk, menatap rumah itu sebentar lalu berbalik dan melangkahkan kakiku menjauh dari tempat ini.
Sumber:Wattpad
Encounter
"Hai, semua!"
Guru itu masuk ke dalam kelas sambil membawa buku buku fisikanya. Setelah menaruh buku di meja, ia membetulkan kacamatanya. Ia melihat wajah murid yang murung dan mungkin kalian hanya bisa menemukan satu wajah yang gembira.
"Siapa yang senang liburan kali ini?"
Banyak anak yang mengangkat tangan. Guru itu hanya mengambil buku fisikanya.
"Kalian semua, sebelum kalian mulai belajar, apakah kalian mau bermain teka teki?"
Anak anak hanya diam. Guru itu mulai merasa kesal, kemudian membuka mulut,
"Menurut kalian, hantu itu ada atau tidak?"
Semua anak diam. Berpikir. Atau mungkin tidak. Ada satu anak yang mengangkat tangan dengan percaya diri.
"Ya, Mrs. Antiria?"
"Sepertinya tidak ada."
Anak anak berbalik ke belakang. Kebanyakan menggeleng. Antiria membuka mulut,
"Hantu itu hanyalah imajinasi."
Tiba tiba, semuanya membeku. Antiria kaget, kemudian ia mencoba menggerakkan gurunya. Entah apa yang akan diperbuatnya.
Sepertinya, hantu itu ada. Ya, sepertinya hantu itu ada.
"ARGH! MAU APA KAMU?!" tiba tiba, Antiria melihat sesuatu--melayang di udara--memegang sesuatu yang sepertinya pisau--dan mengarahkan itu ke leher Antiria.
"Kamu bilang kami hanya imajinasi? Kami nyata, kau br-ngsek!" sesuatu--atau mungkin kita biasa sebut hantu--itu mendekatkan pisau ke leher Antiria. Tiba tiba...
"HENTIKAN! JANGAN PERBUAT APAPUN PADANYA!"
Semua menoleh. Siapa dia?
-------
Sumber: Wattpad
SECOND LIFE
~ SECOND LIFE ~
Cast :
*Kim Hye Sung
*Park Rae Na
~~~~
If I die tomorrow
I'd be allright
Because I believe
That after we're gone
The spirit carries on
~~~~~
"Jangan dekati gadis itu"
"Katanya dia bisa melihat hantu"
Seperti biasanya, Park RaeNa selalu dikucilkan di kelasnya.
Dengan rambut panjang hitam terurai sampai ke punggung membuat RaeNa tampak seperti Sadako tokoh horor di film Jepang.
Belum lagi sifat anehnya yang selalu menyendiri, tidak pernah tersenyum dan jarang sekali bicara.
Membuat Aura mistis semakin terasa bila berada didekatnya.
"Kau sudah mati buat apa ke sekolah?"
Tanya RaeNa pada hantu wanita yang duduk dikursi sampingnya.
"Rae Na tolong aku, Balaskan dendamku"
"Karena Pacarku selingkuh, aku mati bunuh diri"
"Itu salahmu sendiri, siapa suruh kau bunuh diri"
Rae Na memejamkan matanya, pura-pura tidur dan tidak melihat hantu perempuan yang dari tadi ada disampingnya.
Sampai sebuah penghapus papan tulis terbang dan mengenai kepalanya.
"PLETAK"
"PARK RAE NA! KAU BERANI TIDUR DIKELASKU!"
Guru Seo marah dan membentak RaeNa.
Membuat yoeja itu buru-buru bangun dan duduk tegap.
Disaat yang sama seorang guru masuk ke dalam kelas bersama seorang siswa baru.
"Kita kedatangan murid pindahan dari Busan"
"Cepat perkenalkan dirimu!"
Perintah guru Seo pada siswa baru yang sangat tampan dan tampak bersinar seperti malaikat itu.
"Annyonghaseyo Cingudeul"
"Joneun Kim HyeSung imnida"
"Mannaso bangapseumnida"
Para siswi sekelas menjadi heboh dan saling berbisik-bisik sambil tersenyum genit pada HyeSung.
"Karena tidak ada kursi kosong"
"Kau bisa duduk disebelah Park Rae Na"
Guru Seo menunjuk kursi kosong disebelah RaeNa.
"Mwo? Kenapa siswa setampan HyeSung duduk disebelah Sadako!"
Siswi lain tampak sangat iri, tapi mau bagaimana lagi semua kursi dikelas sudah penuh.
Kim Hyesung berjalan mendekati kursi yang ada disebelah Rae Na.
Tapi anehnya dia hanya berdiri dan tidak duduk.
"Waeyo? Jangan2 dia juga bisa melihatnya?"
Batin RaeNa sambil menoleh ke hantu wanita yang duduk disampingnya.
"Mianhae, bisakah kau pergi"
"Ini kursiku!"
Ujar HyeSung dengan suara lirih.
Membuat Rae Na dan hantu wanita itu langsung menoleh ke arahnya.
Kemudian si hantu wanita itu langsung hilang dan Hye Sung pun duduk disamping Park RaeNa.
"NAMJA INI SEPERTIKU!"
"Dia juga bisa melihat hantu"
Batin Rae Na girang.
~~~~~
Diam-diam Park RaeNa menyukai Kim HyeSung.
Namun sebagai gadis yang sangat pendiam Park RaeNa tidak berani
mengungkapkannya.
Dari semua murid dikelas hanya HyeSung yang baik padanya dan sama sekali tidak pernah mencela atau menghinanya.
Kim Hyesung juga sangat ramah dan tidak pernah takut pada sosok RaeNa yang tampak menyeramkan.
Pada suatu hari.
Disaat kelas mereka mengadakan karya wisata dipulau JeJu.
Dalam perjalanan pulang menuju Seoul, Park RaeNa melihat sesuatu yang aneh.
Dimatanya, tampak Roh-roh teman sekelas dan gurunya seakan keluar dari tubuh mereka.
Park RaeNa yang bisa merasakan kematian tampak sangat ketakukan.
"Ja.....Jangan masuk..ke dalam Bis!"
"Ce..Cepat keluaar!"
"Ka..KaLian....Bisa Mati!"
Raena berteriak seperti orang gila dan menyuruh teman-temannya turun dari Bis.
"Aiiissh, Dasar gadis gila"
"Cepat duduk kita sudah mau pulang"
Bentak Gurunya marah,
"Guru Seo, Jebal......Kumohon!",
"Kalian akan mati bila tidak turun"
"Kumohon! Dengarkan aku..!"
Tapi seluruh teman sekelas dan gurunya hanya tertawa dan menganggap RaeNa gila.
Kemudian RaeNa berlari mendekati Hye Sung yang duduk dikursi belakang Bis.
"Hye Sung kau melihatnya juga kan?"
"Cepat beritau pada mereka semua"
"Ayo kita turun! JEBAL !"
"Park Raena, setiap manusia punya jalan hidup dan takdirnya masing-masing"
"Karena itu lebih baik kita jangan melawannya"
"Hidup dan Mati sudah diatur oleh Tuhan"
"Cepatlah duduk, kita mau berangkat"
Nasehat Kim HyeSung sambil tersenyum padanya.
"ANII! itu namanya bunuh diri"
"SHIRO! Aku belum mau mati sekarang"
"Aku tidak akan menyerah pada takdir dan kematian"
Park RaeNa lari keluar dari dalam BIs sambil berteriak.
"Kalau kalian mau mati, pergilah!"
"Aku akan pulang sendiri dan tidak akan naik Bis terkutuk ini"
"Ingat! kalian akan menyesal bila tak mendengar perkataanku!"
Dan Bis itu tetap pergi meninggalkan Park RaeNa yg bersikeras tidak mau pulang dengan bis.
~~~~~
6 Bulan kemudian.
Disekolah baru Park RaeNa.
"Kau tau tidak gosip tentang Sadako?"
"Nee,katanya saat seluruh teman sekelas dan gurunya tewas karena bis yang mereka tumpangi jatuh ke jurang hanya dia yang selamat"
"Sungguh mengerikan"
Siswi-siswi bergosip sambil melirik ke arah Park RaeNa yang duduk dipojok kelas.
Sampai kemudian guru mereka masuk.
"Murid-murid, kita kedatangan murid pindahan dari Busan"
"Masuklah!"
Kemudian Guru itu menyuruh siswa baru untuk masuk ke dalam kelas.
Disaat semua siswi menjadi heboh karena terpesona melihat ketampanan siswa pindahan itu.
Park RaeNa malah ketakutan, seluruh tubuhnya bahkan gemetaran.
"Kim HyeSung?!"
"Ke..kenapa dia bisa ada disini?"
"Bukannya dia sudah mati bersama yang lain"
Park RaeNa tidak percaya dengan apa yang dilihatnya.
Bagaimana mungkin orang yang seharusnya sudah mati bisa hidup kembali.
"Karena tidak ada kursi kosong"
"Kau bisa duduk disebelah Park Rae Na"
"Nee, songsaengnim"
Kim HyeSung berjalan dan duduk di kursi yang ada disebelah RaeNa.
"Anyeeong, Senang bertemu lagi"
Sapa HyeSung sambil tersenyum.
"Ke..ke..kenapa...kau?"
"Bu..bu...kan..nya...kau..su..dah..mati?"
Mendadak Park Raena jadi gagap.
"Sudah kubilang"
"Manusia punya jalan hidup dan takdirnya masing-masing"
"Karena itu lebih baik jangan melawan"
"Hidup dan Mati sudah diatur oleh Tuhan"
~~~~
Sepulang sekolah,
Di saat Park Rae melewati cermin besar yang ada didinding sekolah dia melihat keanehan.
"Rohku ?"
RaeNa melihat Rohnya seakan-akan mau keluar dari tubuhnya.
"Kenapa? Kenapa bisa begini?"
"ANII! aku tidak mau mati"
"SHIRO.....!"
Teriak Park RaeNa histeris sambil mengamati bayangannya sendiri di cermin.
Karena panik dan ketakutan, Park Raena buru-buru berlari keluar dari sekolahnya.
Gadis itu sudah sering melihat tanda kematian orang lain.
Namun baru kali ini dia melihat tanda kematian dirinya sendiri.
"Ada apa ini?"
"Apakah benar aku akan mati?"
"Kapan ? Dimana? Karena apa?"
Seperti orang LingLung Park Raena menyebrang jalan.
Sampai akhirnya sebuah Truk besar berjalan kencang ke arahnya lalu menabrak dan melindas tubuh Park Rae Na.
Disaat semua orang berteriak histeris melihat tabrakan itu.
Dan segera berlari mendekati jasad Park RaeNa yang tergeletak di tengah jalan.
Sumber: wattpad
Lullaby
Chika?? Dimana dia? "CHIKA! JAWAB GW!" lalu aku mengambil kayu yang ada di sampingku. "HEI GADIS KECIL KELUAR KAU!!" trek. Aku mendengar bunyi di atap atap. Aku pun mendangak.
"GYAAAAAAA!" aku berteriak ketika melihat seorang nenek nenek merangkak di atap atap. Lalu dia merangkak dengan kecepatan kilat dari atap, ke tembok, lalu ke lantai. Aku mendengar sedikit bahwa nenek itu menyanyikan sebuah lagu. Sepertinya lagu penghantar tidur. "Anakku.. .. da..tanglah... pada ibu.. hari sudah larut malam... wak..tu..nya kau.... tidur..." kata nenek itu. Dia lalu merangkak perlahan padaku.
Tiba tiba dari mulutnya keluar sebuah lidah panjang yang besar. GREP! Lidah itu melilit kakiku. BRUK! aku terjatuh. "LEPASKAN AKU!! AKU BUKAN ANAKMU!" lalu aku menendang nendang lidah itu dengan kaki ku yang satunya sebelum aku dilahap oleh nenek itu.
Tapi tendanganku tidak cukup kuat. Akhirnya menggunakan kayu yang kuambil tadi aku menancapkan pinggiran kayu itu hingga lidah tersebut terpotong. "GYAAAAAAAAAAAHHHHH!!!" teriak nenek itu. Dari potongan lidah tersetbut mulai keluar belatung. Tibatiba nenek itu seperti mau muntah. Mulutnya membesar. Seperti ingin melepeh sesuatu. Tapi akhirnya benda itu keluar.
Itu sebuah mayat manusia yang masih utuh.
Mungkin tadi akan terjadi seperti itu bila aku tak buru buru memotongnya. "I...ni? Mayat??" Aku mencoba menyentuhnya dan mencium bau darahnya. Ternyata memang benar. Itu tubuh manusia. "KYAAAAAAAAAA TOLOOOONG!!!" Aku memejamkan mataku. Tep! Aku membuka mataku ketika mendengar langkah.
Ada gadis kecil yang tadi menyeret chika. CRIK... CKRIK... Bunyi gunting membuka tutup yang berada di tangannya. "MENJAUH DARIKU SETAN! BERIKAN CHIKA PADAKU!" gadia itu hanya diam. Tiba tiba ia melempar barang kepadaku. Aku menangkapnya.
Ternyata...
Itu adalah kepala chika. Yang terpenggal.
Lidahnya sudah tidak ada. Bahkan matanya tak ada. Darahnya mengalir dari lehernya ke tanganku. "CHIKAAAAA!!!! UWAAAAAANG!!!!" aku menangis sambil memeluk kepala terpenggal itu. "Maafkan akuuu.. aku tak seharusnya mengajakmu ke sini.... maaf chikaaa..... MAAF!!!!" aku terus terusan memejamkan mata dan berharap chika bisa hidup kembali. "Ihihihi..... jadi namanya chika? Gadia yang malang. Dia harus mengalami hal ini hanya karena temannya yang egois... ihihihii..." ketawanya puas sekali seakan akan dia meledekku. "KEMBALIKAN DIA PADAKU!!!" kataku sambil terus memeluk kepala itu. "Dia disini kok..." tiba tiba gadis itu membuka mulutnya. Terlihat ada sebuah badan yang mencoba untuk keluar dengan kepalanya yang sudah tiada. Tidak salah lagi. Itu chika!
"Mi.. yaa... sakit miya... kenapa kau melakukan ini padaku... padahal kami sahabat.. KAU JAHAAAAAAAAAAATTTT!!!!" Chika?! "GYAAAA TIDAKK!" Aku langsung melempar kepala itu ke gadis kecil tadi.
Saat kulempar kepala itu. Gadis itu tak menangkapnya, melainkan membuka mulutnya lebar lebar dan melahap kepala itu sekaligus. "Hmmmm... makan malam yang lezat selanjutnya makan malamku adalah jus manusia yang lezat... hihihiii.." katanya. Tiba tiba dia berjalan ke arahku. "TIDAAAAKK!!!!" aku berlari ke sebuah ruangan. Ruang apa ini? Ruang musik? Lalu aku mengunci pintu.
Ada sebuah piano. Biasanya di rumah aku memainkan piano untuk menenangkan hatiku. Akupun membuka piano itu. Lalu memainkannya.
JDARRRR!!!!!
Piano itu tertutup kencang dengan sendirinya. Jari jari kecilku pun terpotong saat itu juga. "Aa.... ahh.... GYAAAAAAAAAAAHHH!!!! AAAAARGHHH SAKITTT!!"
CTAS! Aku mendengar sebuah benang terputus. Asalnya dari atas. Aku melihat ke atas.
BRAK! Sebuah batu bata yang sangat besar menimpa kepalaku. Kepala pecah berkeping keping hingga otakku terlihat. Aku masih hidup. "Ha...h...aa...." aku tak bisa berbicara. Aku hanya bisa melihat. Sakit.... sakit.... tiba tiba di sudut ruangan aku melihat sedikit ada seseorang. Dia memakai baju sekolah juga. Baju sekolahnya sama sepertiku.
Tapi dia sangat kurus. Benar benar seperti tongkat. "Lapaar... sudah terjebak disini 3 bulan.... butuh makanan...." katanya. "To...l..ong.." aku tak bisa berkata apa apa. Tapi orang yang memakai seragam tadi berjalan perlahan ke arahku.
"To... khh..l..ngkk" aku sudah sangat lemah. Gadis itu berdiri tepat di sebelah kepalaku. Dia bukannya menolongku melainkan berkata, "makanan..." setelah itu aku pingsan. Yang jelas aku bisa merasakan orang itu memakan kepalaku yang sudah hancur. Siapapun... tolong....
HAH! Aku terbangun. Ini mimpi?....
Aku selamat? Tadi semua hanya mimpi? Lalu aku bangun. Tapi ini dimana? Se...kolah? Aku lihat jendela. Langit sudah terang. Ini sudah pagi lagi? Tiba tiba ada satu orang masuk ke kelas.
Itu teman sekelasku. "Miya?! Kau kenapa? Bajumu berlumuran darah!!" Katanya. Aku menunduk melihat bajuku. Benar. Jadi tadi buku mimpi? CHIKA!! DIA MANA?? aku kemudia menarik teman sekelasku, "CHIKAA MANA?!" "chika?, dia siapa miya?" Tanya dia bingung.
"TEMAN SEKELAS KITA!!" kataku keras kepala. "Ihh lo mabok ya? Kita ga ada temen namanya chika di kelas ini!" Bohong.... chika tak ada....
Chika telah dihapus dari kenyatan oleh gadis kecil itu.
-TAMAT-
Sumber: Wattpad
The Ritual
Namaku miya. Aku paling tidak percaya yang namanya hantu dan mitos. Aku kelas 3 SMA. sekolahku terkenal dengan sekolah berhantu. Tapi aku tetap tak percaya satupun dari itu.
Aku memiliki sahabat bernama Chika. Dia tergila gila dengan yang namanya hantu. Tiap dia bercerita tentang mitos sekolah, aku hanya iya iya aja deh dengernya. Itu hanya omong kosong.
Tapi suatu hari ada yang membuatku tertarik dengan salah satu mitos yang diceritakan Chika, "hei miya. Ada mitos lho bahwa kalau kita melakukan ritual di dalam kelas kita akan terhubung dengan dunia lain. Dan ada yang bilang dunia itu mengerikan sekali." Aku tak percaya pada cerita itu. Tapi aku ingin mencobanya. Lalu aku berkata pada chiko, "ayo kita lakukan ritual itu!" "Eh miya, tapi kita harus melakukannya jam 12 malam! Bagaimana cara masuk ke dalam sekolah? Satpam pasti mencegat kita!" Kata chiko.
Benar juga. Apa yang harus kulakukan ya? Oh iya! Aku tau! "Hei chiko malem ini kita janjian di depan sekolah jam 11.50 ya!" Lalu kami berdua setuju.
Sampai rumah aku menyiapkan apa yang harus kusiapkan. Aku agak tidak yakin dengan ini. Tapi ya gapapalah dicoba.
Aku tidur. Lalu terbangun saat alarm berbunyi. Aku mematikannha. Tapat jam 11. 30. Lalu aku segera keluar dari jendela. Aku takut kalau dari pintu depan nanti keluargaku terbangun semua.
Akhirnya aku sudah di luar. Aku lari secepatnya ke depan sekolah. Chika sudah menunggu di sana. "Heii lama sekali kau!!" Katanya membentakku. "Hehehe sorii tapi gapapa kan sekarang masih jam 11.50, masih ada waktu sebelum jam 12. Ayok kita masuk!" "Bagaimana caranya?" Tanya dia. "Ikut aku" lalu aku menunjukkan jalannya. Kami menanjat pagar sekolah. Karena aku sudah tau bahwa pintu masuk ke sekolah bakal terkunci, aku tadi siang saat pulang sekolah membuka salah satu kunci jendela di lantai satu. Jadi kami masuk lewat jendela itu.
Suasana sangat sepi. Tak ada suara apapun. Suara yang kudengar hanyalah suara nafasku dan chika. Lampu tak ada yang menyala jadi kami menggunakan lilin dan korek.
Kami tak bisa melihat dengan jelas. Tiba tiba korek yang kupegang mati. "Lho?! Kok mati mi??!!" Kata chika panik. "Ye elahh angin doang kali" kata ku dengan tenang. "tapi disini ga ada angin!!" Kata chika. Memang benar di sini ga ada angin. Badanku mulai merinding. Ahh segini doang. Biasa kali. Akhirnya aku menyalakan lilin lagi.
Kami berjalan menuju tangga. Karena kelas kami di lantai 2. Akhirnya kami sampai di kelas. "Ayo kita lakukan ritualnya" kataku.
Kami melakukan ritual itu. Jam sudah pas jam 12 malam. Kami akhirnya selesai melakukan ritual. Tapi setelah lama menunggu kenapa tak terjadi apa apa? "Hei ni boongan ya?" Kataku. "Tidak kok harusnya benar. Hahh.. sudah kuduga ini cuma omong kosong. Tiba tiba aku meras sebuah getaran kecil. Aku dab chika langsung saling bertatapan dengan wajah bingung. Tapi getaran itu makin kencang."KYAAAAA!!!! GEMPA BUMI!!!" kami berdua teriak histeris. Guncangan itu sangat kencang kami bahkan tidak bisa berdiri. Kami berdua berpelukan. Tiba tiba lantai makin lama makin terbelah. Dan akhirnya kami jatuh kedalam bolongan besar tersebut, "KYAAAAAAAAAAAAAAA!!"
.........
"Huh?" Aku msh hidup? Aku pun bangun. Tiba tiba aku melihat chika disampingku. Kakinya luka. Dia pingsan. Aku pun membangunkannya. Kami berdua akhirnya sadar. Saat melihat sekitar kami sadar bahwa.. kami benar benar di tempat yang berbeda.
Tempat ini menang sekolah. Tapi tembok dan meja sudah hancur. Tiba tiba kami melihat sebuah kertas di dinding, "tanggal xx-xx- 1956" astaga waktu ini sudah lama sekali apa ini adalah sekolah saat sebelum direnovasi. Kami pun keluar dari kelas. Tep. Chika menaruh tangannya di pundakku dia masih di belakangku sepertinya dia sangat ketakutan. Aku menggenggam tangannya yang masih di bahuku.
Tapi tiba tiba aku melihat chika berjalan duluan melewatiku.
Tunggu... siapa yang kugenggam?! Aku menengok ke belakang. Tak ada orang. Tangan yang kugenggam tadi hilang. Aku mungkin kecapekan sampai berhalusinasi. Akupun terus berjalan. Ini tempat apa ya? BRUK! Aku tersandung sesuatu.
Lalu menyorot barang tersebut dengan lilin, "GYAAAAAAAAAA!" aku teriak. Itu adalah tubuh manusia. Tubuhnya sudah berubah jadi tengkorak. "TIDAAAAKK!!!!" aku menutup mataku. "Miya! Lihat... ada sebuah kertas di sebelah mayat ini.." kami mengambilnya. "Tolong.. siapapun.. keluarkan aku dari tempat mengerikan ini.. aku mau pulang aku lapar.... aku butuh makan.... aku capek untuk terus berlari dari setan yang terus terus mengejarku... mama... papa.... maafkan aku jika aku membuat kalian kesal.... aku sayang kalian...." "TIDAK INI PASTI OMONG KOSONG!!" kataku keras kepala. Aku berlari menjauhi mayat tersebut. "Miya tunggu!!........... KYAAAAAA!" langkahku terhenti ketika mendengar suara teriakan chika. Aku membalik badan. Betapa kagetnya aku melihat chika yang badannya sudah setengah. Kakinya terpotong. Yang tersisa hanya badan bagian atasnya saja. "AAAA.... AAAAAAAARRGHHHH!!!! SAKIIITTTTTT!!!! TOLONGGGG!!!! AARGHHHH MIYAAAAA!!!" kakiku lemas. Aku terjatuh saking syoknya. Aku tak tau harus apa. Aku hanya bisa melihat chika yang merangkaka dengan badannya yang setengah.
Tiba tiba aku melihat dari kegelapan. Muncul seorang gadia kecil. Dia kemudia menarik badan chika. "TIDAK MENJAUH DARIKU!! PERGIII!!! MIYAAA TOLONG AKUUU!!!" gadis kecil itu membawa kapak besat di tangannya. Lalu anak kecil tersebut menarik chika ke sebuah ruangan. Dan menutup pintu. "CHIKAAA!!!" aku membuka pintu tadi. Tapi yang ada di balik pintu itu hanyalah sebuah tembok.
Kini... aku sendiri di tempat mengerikan .
Sumber: Wattpad
Kamis, 26 November 2015
MY NEW HOME
Namaku Rabell, baru beberapa hari yang lalu aku dan keluargaku pindah ke Bekasi.
Kami membeli salah satu rumah kosong disini.
Sebenarnya aku lebih nyaman dirumahku yang dulu, namun karna tuntutan pekerjaan Ayah, jadi kami sekeluarga mau tidak mau harus pindah ke Bekasi.
Bukan tempat tinggal saja yang baru, namun sekolah dan teman ku pun baru.
Sekarang aku bersekolah di salah satu SMA Negeri di Bekasi, tepatnya sekarang aku duduk dikelas X IPA.
Awalnya kupikir hari pertama di sekolah baru adalah hal yang membosankan karena belum memiliki teman, namun dugaanku salah.
Murid - murid dikelasku begitu ramah dan baik kepadaku, terbukti dihari pertama sekolah, aku sudah mempunyai cukup banyak teman.
Hari ini hari minggu, hari dimana Ayah dan Ibu akan pergi berkunjung kerumah saudaraku di Bandung.
Sebenarnya aku ingin sekali ikut berkunjung kesana, namun karena desakan tugas yang menumpuk, jadi mau tidak mau aku harus sendirian dirumah sambil mengerjakan tugas yang membosankan ini.
Tak terasa waktu begitu cepat berlalu, sekarang sudah pukul 15.00 WIB.
Ayah dan Ibu pun sudah pergi sejak tadi pagi.
Tinggalah aku sendirian dirumah.
Tugas - tugas yang tadi menumpuk kini sudah ku selesaikan, sehingga sekarang aku bisa beristirahat.
Tak tahu apa yang membuat tenggorokan ku begitu kering, mungkin sebaiknya aku harus mengambil segelas air di dapur.
Kulangkahkan kakiku menuju dapur, saat aku tiba di tangga, aku mendengar suara gaduh dari arah dapur.
Kupikir itu hanya suara tikus - tikus yang sedang bermain, karena memang rumah ini baru beberapa hari yang lalu ditinggali.
Namun semakin lama suara itu semakin kencang, kuberanikan diriku melangkah menuju dapur.
Setelah sampai di dapur, ku edarkan pandanganku ke seluruh plosok dapur.
Namun nihil, aku tidak menemukan apapun.
Keadaan dapur pun masih bersih dan rapih, tidak ada tanda - tanda tikus berkeliaran.
Ku minum segelas air putih,
"Huh...akhirnya" ucapku merasa puas.
Namun tiba - tiba aku mendengar suara berbisik dibelakangku, seperti ada yang menyebut namaku.
Ku tengok ke arah belakang, namun tidak ada seorang pun disana.
"Hmm... mungkin itu hanya halusinasiku saja" pikirku.
Aku pun pergi meninggalkan dapur, ketika aku melewati ruang keluarga, kulihat TV menyala begitu saja padahal tidak ada satu orang pun yang menonton.
Aku mulai merasa merinding, logika ku berkata bahwa dirumah ini bukan hanya ada aku saja.
Kuberanikan diriku melangkah menuju TV.
Langsung saja ku matikan TV tersebut.
Baru saja aku ingin kembali ke kamarku, namun aku merasa ada yang mengawasiku sejak tadi.
Ku edarkan pandangan ke seluruh plosok ruangan.
Ku lebarkan mataku saat melihat sesosok perempuan berambut panjang sedang mengawasiku dari arah sofa.
Seketika jantungku berdegup kencang.
Tubuhku melemas, hingga merosot ke lantai.
Kupejamkan mataku, berharap bahwa ini hanyalah sebuah mimpi.
Namun ketika ku buka kembali mataku, sosok perempuan itu belum juga hilang....
Hotel hantu
Pagi yg sangat cerah. Aku, papa, mama, dan adikku bersiap-siap untuk pergi jalan-jalan, refreshing setelah jenuh sekolah. Tapi,aku berangkat bersama dengan kedua sahabatku, Andy dan Shanty. Kami sengaja tidak mau bersama dengan orang tuaku,karena kami tidur dan menginap di hotel yang berbeda. Orang tuaku pergi ke hotel yang nyaman dan sangat di lengkapi fasilitas yang lengkap, sedangkan kami menginap di hotel yang mungkin murah dan tidak lengkap fasilitasnya. Yang buat kami senang kami bias menjelajahi di sekitar hotel itu. Menurut ceritanya, hotel itu sangat tua dan menakutkan banyak orang,sehingga orang tidak ada yang mau untuk menginap di hotel itu.
Setelah kami sampai, kami kagum dengan keindahan pemandangan di sekitar hotel tua itu. Ternyata,memang pagi-pagi sangat indah. Tetapi malamnya kami ketakutan karena banyak sekali yang aneh di hotel tua ini. Tapi kita tetap memberanikan diri untuk menginap di hotel itu. Andy lah yang sangat sering diganggu penunggu hotel itu. Entah mengapa Andy selalu di ganggu oleh hantu-hantu hotel itu.
Besoknya, kami ingin sekali pulang,tetapi banyak hal yang tak bisa buat kami pergi dari sini, aku(Tania) dan Shanty sangat ingin menyelidiki beberapa hal yang aneh di hotel itu. Tapi,Andy tetap tidak mau menginap lagi di hotel itu. Setelah kami bujuk Andy untuk tetap menginap di hotel tua itu lagi akhirnya Andy mau menginap lagi. Siang hari di daerah hotel ini sangat beda udaranya di Jakarta. Udaranya sangat sejuk dan dingin di sini. Kami jalan-jalan untuk mengetahui penduduk di daerah ini. Kami bertemu dengan perempuan, Tya, yang sangat pendiam tetapi ia adalah kembang desa di daerah ini,memang wajahnya cantik. Kami bertanya kepada perempuan itu tentang hotel tua itu. Perempuan itu pertama-tama dia terkejut mendengarnya,tetapi ia menceritakan semua tentang hotel itu. Kata dia hotel itu hotel yang cukup lama berdiri di kampung terpencil ini. Dulu hotel itu adalah sebuah rumah yang di tinggali keluarga kecil Kel.Bapak Anto.
Ada masalah yang terjadi di rumah itu. Istri bapak Anto, Bu Fatma, membuat kesalahan,yaitu ketangkap basah sedang memukuli anak semata wayangnya, Zesha. Hanya kesalahan itu mereka bertengkar sangat hebat, saling memukul, saling beradu mulut. Zesha sangat sedih melihat keluarganya yang tadinya sangat damai menjadi ribut. Zesha mengalami stress berat sampai akhirnya ia mempunyai indra ke-6 untuk melihat masa depan. Suatu hari ayahnya, Pak Anto, berangkat ke luar kota.Zesha mempunyai firasat bahwa ada yang akan terjadi terhadap ayahnya. Tetapi ayahnya malah mentertawakan dan tidak mempedulikan anaknya itu. Ternyata firasat Zesha benar ayahnya mengalami kecelakaan yang sangat parah. Ayahnya di beritakan meninggal dunia. Bu Fatma dan Zesha sangat sedih melihat sesosok ayahnya telah tiada. Ibunya mengalami depresi berat sehingga mencoba bunuh diri tetapi selalu gagal dan selalu di halangi oleh Zesha. Akhirnya pada suatu hari Ibunya ingin ke teras sudah beberapa kali Zesha bilang bahwa teras licin karena hujan semalaman tetapi ia seolah tidak memedulikan anaknya. Akhirnya ia tergelincir di lantai yang licin itu.
Beberapa minggu kemudian,Ibunya sakit parah dan akhirnya meninggal dunia. Zesha mencoba untuk tabah mengalami segala yang telah menimpa dia. Yang menemani dia hanyalah penjaga rumah itu, Mas Adit. Zesha selalu di ganggu oleh hantu rumahnya yaitu arwah – arwah orang tuanya yang memangilnya untuk bersama dengan mereka. Sebenarnya Zesha kangen dengan mereka tetapi,Zesha tidak boleh melakukan hal sebodoh itu. Pada malam hari yang sangat gelap dan dingin Mas Adit penjaga rumah itu sedang pergi ke rumahnya untuk mengambil berbagai makanan disana. Zesha sendirian disana,rumahnya dirampok oleh perampok kampung yang beritanya sudah beredar luas. Zesha ketakutan melihatnya. Setelah Zesha melawan perampok itu perampok itu mengacuhkan pisau keleher Zesha. Zesha teriak meminta tolong kepada penduduk sekitar, tetapi tidak ada yang mau mendengarnya. Akhirnya Zesha di temukan tewas terkena pisau permapok itu. Mas Adit baru pulang membawa makanan untuk makan bersama tetapi,sangat disayangkan Mas Adit baru pulang setelah maut itu datang kepada Zesha. Mas Adit terkejut melihatnya da langsung segera melapor ke polisi tentang pembunuhan sekaligus perampokan ini.Yang bias ditanyakan lebih lanjut tentang hotel tua itu hanya Mas Adit tetapi Tya tidak tau dimana keberadaan Mas Adit itu.
Dan akhirnya, Tya ingin membantu penyelidikan ini katanya mayat Zesha dan keluarga tidak di kubur secara bersama dengan kerabat. Tetapi yang mengubur Kel.Bapak Anto itu adalah Mas Adit. Tempatnya tepat di kamar Andy tidur. Andy sangat terkejut. Ya terang saja kalau Andy selalu di ganggu oleh hantu. Di hotel itu katanya ada ruang yang belum sempat di bongkar dan di renovasi, gedung tua di dalam hotel itu. Kami sepakat untuk menyelidiki dari gudang tua itu saja. Lalu kami semua pergi kesana. Kami semua melihat benda-benda yang sudah sangat kuno dan lusuh sekali, Kami sedang asik berjalan sambil melihat-lihat, Tya terpaku melihat sebuah kamar antik yang katanya milik Zesha. Tya pun langsung masuk kedalam kamar yang sangat antik itu. Sudah berkali-kali kami memperingatinya tetapi tetap dilanggar. Akhirnya kami pun ikut masuk kedalam. Setelah dilihat – lihat kamar ini bagus sekali, tapi mengapa berada di tempat seperti gudang ini bukan di dalam rumah saja? Itulah yang menjadi misteri sampai sekarang.
Kami berempat lalu pergi ke rumah Tante Tyni, Tante Tyni sangat bisa membantu karena ia tau semua tentang pertanyaan kami. Katanya, kamar itu sebenarnya ada di dalam rumah, tetapi karena Zesha itu depresi berat ia langsung pindah ke tempat yang sunyi dan damai. Lalu kami melanjutkan perjalanan menuju gudang itu lagi kami bertemu dengan sebuah kamar yang sangat cantik dan masih bagus dan bersih pula,sepertinya kamar ini sih masih antik tapi bedanya kamar ini rapi. Lalu kami masuk dan ternyata itu bukan kamar Zesha melainkan kamar kamar Olivia, kami tau namanya karena dikamar itu ada nama Olivia, nama yang masih tersembunyi dan tak pernah tau dia itu siapa. Ternyata setelah kita melihat fotonya, Andy menjerit katanya ia pernah bertemu dengannya di dapur hotel, sungguh mengejutkan. Setelah kami mengobrak-abrik kamarnya kami menemukan buku hariannya. Kami baca dengan saksama dan ternyata ia adalah saudara kembar Zesha yang tewas karena di bunuh oleh Zesha. Zesha membunuhnya karena Olivia lebih disayang dengan kedua orang tuanya itu. Zesha cemburu. Kami melihat buku harian itu bagai buku setelah di bunuh darah di buku itu banyak sekali. Kami melanjutkan lagi perjalanan. Lalu kami keluar dan ternyata kami memasuki taman keluarga. Taman itu sudah tak terawat lagi keindahannya maklum, ditinggal sudah cukup lama. Ada sebuah tulisan di sebuah kertas yang berada di bangku taman, Yang menyatakan bahwa 1 keluarga itu di kubur di kamar yang di tempati Andy. Kami semua ingin mengetahui dimana keberadaan Mas Adit sekarang. Tiba-tiba ada yang jatuh yaitu sebuah kertas yang sudah lusuh di situ ada tulisan bahwa Mas Adit tinggal di daerah yang tidak jauh dari kami menginap. Mungkin ia ingin melihat situasi rumah itu. Kami lama mengobrol dengan anaknya, ternyata ia tau asal-usul rumah itu. Katanya waktu dulu rumah itu adalah rumah tinggalnya orang-orang Jepang tapi setelah mereka pergi, Kel.Bapak Anto yang menempatinya. Pak Anto suka mengoleksi barang-barang antik seperti barang-barang kuno yang sudah tidak dijual dimana-mana.
Sore hari baru kami pulang dari penyelidikan itu. Kami sudah puas tentang semua apa yang kami sudah dapat. Kami lega. Sesampainya di hotel, kami langsung berbaring di atas kasur yang empuk sekali. Kami mengajak Tya untuk tidur di kamar kami tapi kami tidur 1 kamar bareng-bareng kami masih takut tentang cerita itu. Malamnya kami di ketuk pintunya oleh seseorang. Kami heran, pintu di kunci, kenapa bisa ada orang masuk, kami penasaran, lalu kami bukan pintunya. Dan ternyata… kami semua menjerit ketakutan. Dan lalu hantu itu pergi, kami bisa meneruskan tidur kami dengan nyenyak.
Esok harinya, kami langsung besiap-siap berangkat dari Bandung-Jakarta. Kami senang bisa menikmati hari-hari libur kami dengan sebuah penyelidikan. Kami sangat berterima kasih kepada Tya yang telah membantu penyelidikan kami. Kami langsung naik mobil dan pergi dari hotel tua yang menyeramkan dan juga mengasikan itu.
Sumber: Wattpad
Setelah kami sampai, kami kagum dengan keindahan pemandangan di sekitar hotel tua itu. Ternyata,memang pagi-pagi sangat indah. Tetapi malamnya kami ketakutan karena banyak sekali yang aneh di hotel tua ini. Tapi kita tetap memberanikan diri untuk menginap di hotel itu. Andy lah yang sangat sering diganggu penunggu hotel itu. Entah mengapa Andy selalu di ganggu oleh hantu-hantu hotel itu.
Besoknya, kami ingin sekali pulang,tetapi banyak hal yang tak bisa buat kami pergi dari sini, aku(Tania) dan Shanty sangat ingin menyelidiki beberapa hal yang aneh di hotel itu. Tapi,Andy tetap tidak mau menginap lagi di hotel itu. Setelah kami bujuk Andy untuk tetap menginap di hotel tua itu lagi akhirnya Andy mau menginap lagi. Siang hari di daerah hotel ini sangat beda udaranya di Jakarta. Udaranya sangat sejuk dan dingin di sini. Kami jalan-jalan untuk mengetahui penduduk di daerah ini. Kami bertemu dengan perempuan, Tya, yang sangat pendiam tetapi ia adalah kembang desa di daerah ini,memang wajahnya cantik. Kami bertanya kepada perempuan itu tentang hotel tua itu. Perempuan itu pertama-tama dia terkejut mendengarnya,tetapi ia menceritakan semua tentang hotel itu. Kata dia hotel itu hotel yang cukup lama berdiri di kampung terpencil ini. Dulu hotel itu adalah sebuah rumah yang di tinggali keluarga kecil Kel.Bapak Anto.
Ada masalah yang terjadi di rumah itu. Istri bapak Anto, Bu Fatma, membuat kesalahan,yaitu ketangkap basah sedang memukuli anak semata wayangnya, Zesha. Hanya kesalahan itu mereka bertengkar sangat hebat, saling memukul, saling beradu mulut. Zesha sangat sedih melihat keluarganya yang tadinya sangat damai menjadi ribut. Zesha mengalami stress berat sampai akhirnya ia mempunyai indra ke-6 untuk melihat masa depan. Suatu hari ayahnya, Pak Anto, berangkat ke luar kota.Zesha mempunyai firasat bahwa ada yang akan terjadi terhadap ayahnya. Tetapi ayahnya malah mentertawakan dan tidak mempedulikan anaknya itu. Ternyata firasat Zesha benar ayahnya mengalami kecelakaan yang sangat parah. Ayahnya di beritakan meninggal dunia. Bu Fatma dan Zesha sangat sedih melihat sesosok ayahnya telah tiada. Ibunya mengalami depresi berat sehingga mencoba bunuh diri tetapi selalu gagal dan selalu di halangi oleh Zesha. Akhirnya pada suatu hari Ibunya ingin ke teras sudah beberapa kali Zesha bilang bahwa teras licin karena hujan semalaman tetapi ia seolah tidak memedulikan anaknya. Akhirnya ia tergelincir di lantai yang licin itu.
Beberapa minggu kemudian,Ibunya sakit parah dan akhirnya meninggal dunia. Zesha mencoba untuk tabah mengalami segala yang telah menimpa dia. Yang menemani dia hanyalah penjaga rumah itu, Mas Adit. Zesha selalu di ganggu oleh hantu rumahnya yaitu arwah – arwah orang tuanya yang memangilnya untuk bersama dengan mereka. Sebenarnya Zesha kangen dengan mereka tetapi,Zesha tidak boleh melakukan hal sebodoh itu. Pada malam hari yang sangat gelap dan dingin Mas Adit penjaga rumah itu sedang pergi ke rumahnya untuk mengambil berbagai makanan disana. Zesha sendirian disana,rumahnya dirampok oleh perampok kampung yang beritanya sudah beredar luas. Zesha ketakutan melihatnya. Setelah Zesha melawan perampok itu perampok itu mengacuhkan pisau keleher Zesha. Zesha teriak meminta tolong kepada penduduk sekitar, tetapi tidak ada yang mau mendengarnya. Akhirnya Zesha di temukan tewas terkena pisau permapok itu. Mas Adit baru pulang membawa makanan untuk makan bersama tetapi,sangat disayangkan Mas Adit baru pulang setelah maut itu datang kepada Zesha. Mas Adit terkejut melihatnya da langsung segera melapor ke polisi tentang pembunuhan sekaligus perampokan ini.Yang bias ditanyakan lebih lanjut tentang hotel tua itu hanya Mas Adit tetapi Tya tidak tau dimana keberadaan Mas Adit itu.
Dan akhirnya, Tya ingin membantu penyelidikan ini katanya mayat Zesha dan keluarga tidak di kubur secara bersama dengan kerabat. Tetapi yang mengubur Kel.Bapak Anto itu adalah Mas Adit. Tempatnya tepat di kamar Andy tidur. Andy sangat terkejut. Ya terang saja kalau Andy selalu di ganggu oleh hantu. Di hotel itu katanya ada ruang yang belum sempat di bongkar dan di renovasi, gedung tua di dalam hotel itu. Kami sepakat untuk menyelidiki dari gudang tua itu saja. Lalu kami semua pergi kesana. Kami semua melihat benda-benda yang sudah sangat kuno dan lusuh sekali, Kami sedang asik berjalan sambil melihat-lihat, Tya terpaku melihat sebuah kamar antik yang katanya milik Zesha. Tya pun langsung masuk kedalam kamar yang sangat antik itu. Sudah berkali-kali kami memperingatinya tetapi tetap dilanggar. Akhirnya kami pun ikut masuk kedalam. Setelah dilihat – lihat kamar ini bagus sekali, tapi mengapa berada di tempat seperti gudang ini bukan di dalam rumah saja? Itulah yang menjadi misteri sampai sekarang.
Kami berempat lalu pergi ke rumah Tante Tyni, Tante Tyni sangat bisa membantu karena ia tau semua tentang pertanyaan kami. Katanya, kamar itu sebenarnya ada di dalam rumah, tetapi karena Zesha itu depresi berat ia langsung pindah ke tempat yang sunyi dan damai. Lalu kami melanjutkan perjalanan menuju gudang itu lagi kami bertemu dengan sebuah kamar yang sangat cantik dan masih bagus dan bersih pula,sepertinya kamar ini sih masih antik tapi bedanya kamar ini rapi. Lalu kami masuk dan ternyata itu bukan kamar Zesha melainkan kamar kamar Olivia, kami tau namanya karena dikamar itu ada nama Olivia, nama yang masih tersembunyi dan tak pernah tau dia itu siapa. Ternyata setelah kita melihat fotonya, Andy menjerit katanya ia pernah bertemu dengannya di dapur hotel, sungguh mengejutkan. Setelah kami mengobrak-abrik kamarnya kami menemukan buku hariannya. Kami baca dengan saksama dan ternyata ia adalah saudara kembar Zesha yang tewas karena di bunuh oleh Zesha. Zesha membunuhnya karena Olivia lebih disayang dengan kedua orang tuanya itu. Zesha cemburu. Kami melihat buku harian itu bagai buku setelah di bunuh darah di buku itu banyak sekali. Kami melanjutkan lagi perjalanan. Lalu kami keluar dan ternyata kami memasuki taman keluarga. Taman itu sudah tak terawat lagi keindahannya maklum, ditinggal sudah cukup lama. Ada sebuah tulisan di sebuah kertas yang berada di bangku taman, Yang menyatakan bahwa 1 keluarga itu di kubur di kamar yang di tempati Andy. Kami semua ingin mengetahui dimana keberadaan Mas Adit sekarang. Tiba-tiba ada yang jatuh yaitu sebuah kertas yang sudah lusuh di situ ada tulisan bahwa Mas Adit tinggal di daerah yang tidak jauh dari kami menginap. Mungkin ia ingin melihat situasi rumah itu. Kami lama mengobrol dengan anaknya, ternyata ia tau asal-usul rumah itu. Katanya waktu dulu rumah itu adalah rumah tinggalnya orang-orang Jepang tapi setelah mereka pergi, Kel.Bapak Anto yang menempatinya. Pak Anto suka mengoleksi barang-barang antik seperti barang-barang kuno yang sudah tidak dijual dimana-mana.
Sore hari baru kami pulang dari penyelidikan itu. Kami sudah puas tentang semua apa yang kami sudah dapat. Kami lega. Sesampainya di hotel, kami langsung berbaring di atas kasur yang empuk sekali. Kami mengajak Tya untuk tidur di kamar kami tapi kami tidur 1 kamar bareng-bareng kami masih takut tentang cerita itu. Malamnya kami di ketuk pintunya oleh seseorang. Kami heran, pintu di kunci, kenapa bisa ada orang masuk, kami penasaran, lalu kami bukan pintunya. Dan ternyata… kami semua menjerit ketakutan. Dan lalu hantu itu pergi, kami bisa meneruskan tidur kami dengan nyenyak.
Esok harinya, kami langsung besiap-siap berangkat dari Bandung-Jakarta. Kami senang bisa menikmati hari-hari libur kami dengan sebuah penyelidikan. Kami sangat berterima kasih kepada Tya yang telah membantu penyelidikan kami. Kami langsung naik mobil dan pergi dari hotel tua yang menyeramkan dan juga mengasikan itu.
Sumber: Wattpad
Semuanya Aneh!
Aku terengah-engah sambil memeluk ranselku. Tadi sewaktu si petugas stasiun setan itu melayang ke arahku, aku buru-buru masuk ke dalam pintu kereta yang masih terbuka. Gila....aku benar-benar lihat si petugas stasiun itu melayang! GAK PUNYA KAKI! Oh my God, untung pintu keretanya masih membuka. Tapi begitu aku masuk, pintu keretanya langsung menutup kencang yang menimbulkan suara benturan keras lalu keretanya jalan lagi. Aneh banget sih malam ini!
Aku mengintip ke jendela, takut si petugas stasiun setan itu mengikutiku atau nempel di jendela. Ternyata enggak. Thank God!
Tapi aku masih bingung. Ini dimana? Kenapa stasiun tadi nggak ada papan namanya? Kenapa semua orang nggak ada yang turun?
Ssssrrtttt....
Aku masih bertanya-tanya saat suara itu mulai terdengar.
Ssssrrtttt.... Sssrrtttt....
Suara apaan tuh? Aku melihat sekeliling. Kenapa semua orang di gerbong ini tiba-tiba nggak ada yang bergerak? Oke, aku harus mikir positif. Ini nggak mungkin kereta api....hantu, kan? Nggak, gak mungkin. Si Rakesh itu kan cuma ngarang doang. Aku nggak mungkin berada di kereta api han......ASTAGA APA ITU???
Sesosok petugas berseragam berjalan menuju gerbong tempatku duduk. Kepalanya hampir putus sehingga aku bisa lihat bagian dalam tenggorokannya yang terburai keluar. Jangan-jangan itu si setan petugas stasiun yang tadi!? Tapi yang tadi kepalanya normal, kok! Yang ini kok kepalanya mau putus gitu??? Lagipula, kenapa semua orang nggak ada yang takut? Aku yakin ibu-ibu dasteran itu juga lihat si petugas tanpa kepala!
"Aaaaaaaahhhh!!" Aku berlari menuju gerbong berikutnya. Kenapa semua orang kelihatan tenang sih!? Disana ada petugas dengan KEPALA HAMPIR PUTUS!!!!
"Kakak main yuk..."
Aku melompat kaget. Seorang anak kecil mengenakan baju overall dan topi yang di balik ke belakang, berdiri di hadapanku. Tatapannya dingin.
"Kakak main yuk..." Ulangnya.
"Hah?" Otakku masih memproses, ada apa sih di kereta ini?
"Kakak main yuk..."
Aku tak menjawab. Petugas dengan kepala hampir putus itu kini telah berada di gerbong yang sama denganku. Ia berdiri di depan seorang lelaki dengan hoodie abu-abu yang duduk di pojokan dan mengatakan sesuatu.
"LAIN KALI JANGAN NAIK KAU!" kata si petugas dengan kepala hampir putus itu.
Aku melompat kaget. Aku nggak tahu harus lari atau gimana, kakiku terasa beku! Si petugas itu kemudian menghampiri seorang ibu tua. Ibu tersebut mengeluarkan sesuatu dari kantungnya lalu diserahkan ke si petugas.
Setelah aku mengatur napas agar tetap tenang, aku mencari-cari ponselku di dalam tas. Aku harus telepon Bunda! Atau siapapun deh! Sial...dimana ponselku itu? Aku mencari-cari diantara buku-buku kuliahku. Nah, ini dia terselip di salah satu buku.
No signal.
Great! Sekarang aku benar-benar terjebak di kereta api hantu sialan dan.....
"Tiket,"
Petugas dengan kepala hampir putus itu kini berdiri di hadapanku. Aku dapat dengan jelas melihat isi tenggorokannya. Hiiii....
"Tiket," ulangnya.
"Ti..tiket?" Aku dapat berbicara sedikit dengan suara tertahan. Tanganku gemetar mencari-cari tiket kereta di dalam tas. Ya ampun, biasanya juga nggak ada yang periksa tiket. Memangnya ini kereta zaman dulu?
"Hmmm..." Petugas itu meneliti multitrip card-ku. "Ini tiket apa?"
"Ti...tiket kereta,"
"Bah!" Serunya. "Tiket kereta itu seperti ini!" Dia mengeluarkan sesuatu dari kantung bajunya. Aku melihat selembar tiket bertuliskan KOTA HANTU yang tercetak jelas dengan huruf berwarna merah darah.
KOTA HANTU? Ini sih jelas banget aku ada di kereta api hantu! Lagian mereka gak bisa bikin nama yang lebih kreatif apa? Kenapa harus Kota Hantu? Kenapa nggak Narnia atau apa gitu yang lebih keren.
"Mana tiketnya?" Ulang petugas itu nggak sabar.
"Kakak main yuk...." Anak kecil tadi masih mengajakku main.
Si petugas melirik anak kecil itu. "Hush! Pergi sana! Ganggu kau!"
Dalam sekejap, ekspresi anak itu berubah. Bola matanya terhisap ke dalam, kulitnya juga ikut terhisap ke dalam tubuhnya sehingga memperlihatkan daging-daging merah dan darah yang membuat bulu kudukku berdiri. Beberapa detik kemudian, yang tersisa hanyalah tubuh berupa tengkorak. "HUAAAAAA!!" Aku dan tengkorak kecil itu berteriak bersamaan. Aku teriak jelas aja karena kaget, sedangkan tengkorak itu kabur menuju gerbong satunya. Aku masih shock.
"Yang ramah dong sama penumpang!" Tiba-tiba seorang (atau sebuah??) tengkorak yang berukuran lebih besar melongok dari gerbong tempat si tengkorak kecil itu melarikan diri.
"Kau bawa anak kecil ya dijagalah dia!" Petugas dengan kepala hampir putus itu gak mau kalah.
Aku menahan napas. Ya ampun, ini benar-benar kereta hantu!
"Mana tiketnya?" Petugas itu menjulurkan tangannya. Astaga...tangannya penuh goresan pisau!
"I...itu tadi tiketnya..."
"Itu bukan tiket,"
"Ta...tapi...."
"BAH!! SEMUA ANAK MUDA SAMA SAJA!! NAIK TAPI GAK MAU BELI TIKET!" katanya keras. Aku hampir melompat ke belakang.
Sumber: Wattpad
Kereta Api Hantu
Kereta api hantu!
Cerita konyol apa lagi ini!? Aku bilang berkali-kali sama Rakesh untuk nggak cerita soal hantu. Tapi si stupid itu tetap melanjutkan cerita, padahal aku sama sekali nggak mau dengar. Bodo amat. Aku punya trauma masa kecil. Aku pernah lihat hantu melayang-layang di atas atap rumahku, tapi waktu aku bilang sama Ayah-Bunda, mereka bilang aku "cuma berhalusinasi" dan "terlalu banyak nonton film horror". Oke, mungkin kedengarannya konyol, tapi aku benar-benar lihat kok! Lagian apa untungnya aku ngarang-ngarang cerita?
Setelah gosip soal hantu kepala buntung yang gentayangan di koridor, kali ini beredar gosip baru di seantero kampus : kereta api hantu. Like seriously? Anak kecil juga tahu itu boongan! Dasar bego. Memangnya hantu bisa bikin kereta api?
Tadi sore di kelas Rakesh dan beberapa temannya ngobrol soal kereta api hantu. Aku dengar sekilas Rakesh bilang "jam 12 malam", "tanpa masinis" dan "pembunuh". Oke, mungkin dia lagi cerita kereta itu datangnya jam 12 malam, tanpa masinis (which is impossible, si Rakesh ini kayaknya harus pinteran dikit kalau mau ngarang) dan mungkin hantu-hantu di dalamnya arwah gentayangan pembunuh. Cerita sampah!
Sudahlah, sekarang aku harus buru-buru pulang. Jarum jam sudah menunjukkan pukul 11 malam, tapi kereta belum juga datang. Aku belum pernah pulang semalam ini sebelumnya. Tapi aku nggak takut kok. Semuanya kelihatan normal-normal aja. Petugas stasiun yang berseragam mirip security sedang duduk-duduk sambil mengobrol dengan seorang bapak berkumis di bangku panjang tak jauh dari tempatku berdiri. Petugas loket mondar-mandir sambil ngomel-ngomel di telepon. Mukanya bete banget. Persis kayak ekspresi wajah yang kubuat kalo Rakesh mulai godain aku dengan cerita-cerita setan bullshit-nya itu.
Ngguuuuuuuuuunnnngggggg!!!
Suara kereta terdengar dari kejauhan. Aku bisa melihat dua titik terang yang makin lama makin dekat. Nah, itu dia keretanya. Aku melirik jam tanganku. Hmm... Kira-kira perjalanan naik kereta sekitar 10 menit, setelah itu aku mau nyetop taksi aja sampai ke rumah.
Kereta itu kini sudah berdiri gagah di hadapanku. Lampu di dalamnya menyala terang. Ini jelas bukan kereta api hantu. Kereta api hantu kan pasti gelap, atau penumpangnya berpakaian jadul ala tahun 70-an. Sedangkan semua yang aku lihat normal-normal aja, kok. Ada seorang bapak tua yang baru masuk ke stasiun berdiri di sebelahku menunggu pintu kereta dibuka. Yeah, kereta setan itu NGGAK ADA.
Pintu terbuka. Aku memilih untuk duduk di pojok, di kursi prioritas. Eittss...jangan protes, malam-malam begini mana ada ibu dan balita atau ibu hamil yang naik kereta? Lagian kalopun ada, aku pasti berdiri, kok. Aku gak akan complain soal mereka di Path. By the way, si cewek yang complain soal ibu hamil di Path itu namanya sama denganku, lho : Dinda.
Sreggggg!
Pintu tertutup.
Hembusan angin panas dari luar berganti dengan dinginnya AC kereta. Fiuuh...akhirnya aku bisa pulang juga. Sudah dua hari ini aku selalu pulang malam gara-gara lembur ngerjain tugas. Ini gara-gara Rakesh. Nggak perlu aku ceritainlah ya detailnya gimana, pokoknya gara-gara Rakesh semua pekerjaan jadi terhambat.
Aku melihat sekeliling. Di gerbong ini ada 8 orang penumpang termasuk aku. Seorang kakek tua dan gemuk dengan koran Warta Kota di tangan (aku udah memastikan korannya bukan koran jadul, aku bisa lihat foto Ahok pada headline-nya), seorang ibu-ibu dasteran dengan anak ABG (mungkin anaknya), sepasang muda-mudi, seorang mas-mas berjaket Manchester United dan seorang karyawan dengan kemeja dan celana bahan hitam.
Aku mengeluarkan iPod-ku dan mulai mendengarkan musik lewat earphone sebagai hiburan. Aku nggak boleh tidur, perjalanan kereta menuju stasiun tujuanku cuma 10 menit. Mungkin 15 menit kalo keretanya lelet. Pokoknya aku nggak boleh tidur.
Don't sing me lullabies
I won't close my eyes,
I can't close my eyes
It's true,
I'm doomed
'til dawn
shines through
Wait....lagu apaan nih? Cant Sleep Clowns Will Eat Me? Sejak kapan aku punya lagu ini? Hmm ....ini pasti ulah Rakesh!
Aku menghapus lagu jelek itu dan memutar lagu lain. How Deep is Your Love milik The Bird and The Bee mulai mengalun pelan. Dan tanpa sadar akupun tertidur.....
---------
I always feel like somebody's watching me
And I have no privacy
I always feel like somebody's watching me
Who's playing tricks on me?
Aku terbangun.
Aduh, kepalaku nyut-nyutan. Mataku terasa berat, aku mau tidur lagi, tapi aku nggak boleh tidur takut stasiunnya terlewat. Aku melihat layar iPod-ku. Somebody's Watching Me? Lagu apa lagi ini? Ah, pasti Rakesh lagi! Aku mematikan iPod-ku, menggulung kabel earphone dengan rapi dan memasukannya ke dalam tas.
Ini.....jam berapa?
Aku melirik jam tanganku. Jam 11.20. Tadi aku naik kereta jam 11.10. Sudah 10 menit! Aku melirik jendela. Dimana ini? Kenapa semuanya gelap? Oh iya....kan udah malam (untuk sesaat aku ngerasa bego). Tapi kenapa keretanya nggak berhenti ya? Harusnya jarak antara stasiun disini nggak begitu jauh kok.
Aku dapat merasakan kereta berjalan semakin pelan, seperti mau berhenti.
Sumber: Wattpad
Rabu, 25 November 2015
cerita seram sepupu yang menjadi nyata
hidupan keturunan dua pria Spanyol yang bertanggung jawab atas pembunuhan petani itu.
Sepupu saya tiba-tiba mengatakan “Hari ini adalah hari dia meninggal 300 tahun yang lalu. Dan jika kalian semua tidak tahu. Kita memiliki darah Spanyol dalam diri kita … Dan kita tinggal dekat dengan danau ini … Coba pikirkan.”
Cerita itu membuat saya merinding setengah mati. Tapi sekali lagi, saya pikir, itu hanya cerita. Setelah selesai cerita itu, sepupu saya yang lain memutuskan untuk pergi ambil air minum. Tinggal saya bersama satu sepupu duduk di situ.
Di dalam kegelapan ruang yang hanya diterangi oleh satu lilin aku melihat seseorang muncul dari kiri mendekati saya, saya menyipitkan mata dan aku melihat ibuku mengenakan gaun tidurnya dan duduk tidak jauh dari tempat aku duduk.
Salah satu sepupu saya yang lain merasa haus juga, jadi dia bangkit dan pergi ke dapur. Di ruang tamu hanya tersisa aku dan ibuku. Ibuku kemudian berkata dia ingin pergi ke luar karena di dalam panas. Percaya atau tidak, bahkan setelah hujan deras nan panjang, di Filipina, suhu di rumah tetap bisa mencapai 30 derajat Celcius.
Saya berpikir bahwa itu ide yang bagus karena aku juga merasa agak panas. Teras hanya berada di luar. Karena kursi di luar basah, jadi aku tahu ibuku tidak akan duduk di sana. Jadi kita hanya berdiri di luar sana menikmati angin sejuk segar.
Di dalam, aku bisa mendengar semua sepupu saya telah kembali dari dapur dan mereka semua memanggil saya. Salah satu dari mereka bertanya di mana aku berada dan aku berteriak kembali bahwa aku di luar di teras dan mereka mulai memanggil saya untuk masuk ke dalam.
Ibuku kemudian melihat di tepi danau, setelah mendengar tentang cerita, aku
Ketika saya masih tinggal di Filipina, orang tua saya sering membawa saya dan saudara-saudara saya yang lain ke rumah di pedesaan. Biasanya kami sangat senang ke sana, karena itu artinya awal liburan musim panas. Artinya, kita jauh dari kota, jauh dari sekolah. Lebih enaknya lagi, sebagian besar dari sepupu-sepupu saya yang lain akan berkumpul, sehingga tidak ubahnya menjadi sebuah reuni keluarga.
Kami bisa dibilang memiliki sebuah rumah di sana; Itu adalah rumah leluhur kami, milik kakek-nenek buyut kami. Tetapi bukan kisah liburan menyenangkan yang akan saya bawakan, melainkan kisah, yang mungki disebut “aneh.”
Pada waktu itu, mungkin di pertengahan 90-an. Kebetulan tidak semua sepupu saya datang berlibur. Jadi hanya ada beberapa dari kami. Saat itu musim hujan. Hampir setiap hari selalu turun hujan. Oleh karena itu, kami hanya berada di dalam rumah tidak bermain di luar. Anak-anak Filipina yang dibesarkan di tahun 90-an, pasti tahu betul kalau hujan badai pasti mati lampu.
Jadi seperti yang kita semua harapkan, ketika mati lampu terjadi, kami bergegas untuk menyalakan lilin dan lampu minyak untuk menerangi ruangan. Dan hal ini akan selalu berubah menjadi kesempatan untuk mulai berbagi cerita hantu.
Saat itu saya selalu menjadi gadis penakut. Sedikit kedipan atau suara mencicit bisa membuat takut setengah mati. Sepupu saya paling senang menakut-nakuti saya. Cerita-cerita mereka begitu mengerikan sampai seperti betul-betul nyata. Nah, untuk malam ini, saya meminta agar mereka tidak membuat cerita yang terlalu seram, karena nanti aku tidak bisa pergi ke kamar kecil tanpa ditemani.
Mereka tertawa tapi setuju. Jadi kami memutuskan untuk memulai sesi bercerita kami. Kakak sepupu saya yang tertua benar-benar seorang pencerita handal. Ia benar-benar tahu bagaimana membangun suasana yang tepat dan dia benar-benar bisa membuat kami semua berteriak dan lari ke orang tua kami. Ia bisa sengaja menunggu kesempatan yang tepat, kadang-kadang tidak mengatakan sepatah kata pun sampai hening mencekam, memanfaatkan suara jangkrik, anjing menggonggong dari jauh, pohon bergemirisik dalam kegelapan malam yang kadang-kadang aku bertanya-tanya apakah itu semua kebetulan atau dia benar-benar mampu mengendalikan hal-hal seperti ini?
Seperti hujan mulai mereda, perlahan-lahan sampai tidak terdengar lagi tetesan air, sepupu saya memulai kisah pertamanya.
Cerita ini mengenai seorang wanita muda yang hendak menikah. Kebetulan dia penduduk kota kami (Barrio). Waktu itu masih merupakan masa-masa kependudukan Spanyol. Wanita ini merupakan wanita paling cantik di kota. Banyak laki-laki dari kota-kota tetangga dan bahkan provinsi sebelah sengaja datang mengunjunginya untuk pendekatan dan bahkan mungkin ingin memenangkan hatinya.
Dia adalah sosok yang menyenangkan. Tidak pernah berpaling ke pelamarnya. Dia bahkan mau menemui semua pelamar selama ini dan ini hanya membantu membuat dia semakin terkenal. Sampai suatu hari, seorang pria muncul di rumahnya. Pria itu adalah petani kota lokal yang hampir sebaya dengannya. Pria itu sederhana dan rendah hati, seorang pekerja keras dan taat agama. Wanita itu segera menyukai pria tersebut.
Hal ini melukai semua pelamarnya. Salah satu pelamar kebetulan adalah pemilik perkebunan Spanyol yang memiliki kekuasaan dan memiliki relasi di gereja mapun tentara Spanyol. Mereka berkonspirasi untuk menyingkirkan sang petani. Mereka menculik sang petani, menariknya ke salah satu danau dan menembak kepalanya dari bagian belakang dan membiarkan dia mengambang di danau.
Mengetahui hal itu, sang wanita sangat patah hati dan bermaksud menenggelamkan dirinya ke danau yang sama, danau yang kebetulan tidak jauh dari tempat rumah leluhur kami itu.
Membuat situasi semakin buruk, sebelum bunuh diri, sang wanita dikatakan telah mengutuk untuk “tidak pernah membawa kedamaian” atas kehidupan keturunan dua pria Spanyol yang bertanggung jawab atas pembunuhan petani itu.
Sepupu saya tiba-tiba mengatakan “Hari ini adalah hari dia meninggal 300 tahun yang lalu. Dan jika kalian semua tidak tahu. Kita memiliki darah Spanyol dalam diri kita … Dan kita tinggal dekat dengan danau ini … Coba pikirkan.”
Cerita itu membuat saya merinding setengah mati. Tapi sekali lagi, saya pikir, itu hanya cerita. Setelah selesai cerita itu, sepupu saya yang lain memutuskan untuk pergi ambil air minum. Tinggal saya bersama satu sepupu duduk di situ.
Di dalam kegelapan ruang yang hhanya diterangi oleh satu lilin aku melihat seseorang muncul dari kiri mendekati saya, saya menyipitkan mata dan aku melihat ibuku mengenakan gaun tidurnya dan duduk tidak jauh dari tempat aku duduk.
Salah satu sepupu saya yang lain merasa haus juga, jadi dia bangkit dan pergi ke dapur. Di ruang tamu hanya tersisa aku dan ibuku. Ibuku kemudian berkata dia ingin pergi ke luar karena di dalam panas. Percaya atau tidak, bahkan setelah hujan deras nan panjang, di Filipina, suhu di rumah tetap bisa mencapai 30 derajat Celcius.
Saya berpikir bahwa itu ide yang bagus karena aku juga merasa agak panas. Teras hanya berada di luar. Karena kursi di luar basah, jadi aku tahu ibuku tidak akan duduk di sana. Jadi kita hanya berdiri di luar sana menikmati angin sejuk segar.
Di dalam, aku bisa mendengar semua sepupu saya telah kembali dari dapur dan mereka semua memanggil saya. Salah satu dari mereka bertanya di mana aku berada dan aku berteriak kembali bahwa aku di luar di teras dan mereka mulai memanggil saya untuk masuk ke dalam.
Ibuku kemudian melihat di tepi danau, setelah mendengar tentang cerita, aku
Sumber: Wattpad
Yang Sabar....
Pada tahun 1999 ada sebuah keluarga kecil beranggotakan 1ibu (eli),1bapak (sugi),1putera (hery),1puteri (lian). Keluarga itu tinggal di sebuah rumah kecil dan berada tepat dipinggir jalan besar, pada tanggal 19 bulan Maret tahun 1999 puteri mereka terkena tabrak lari saat menyebrang, saat itu pula lah ibunya menjadi menggila dan tidak berakal hingga menjadi benar-benar gila. puterinya dikuburkan dipemakaman yang tidak jauh dari rumah mereka, 1 bulan kemudian mereka pindah rumah karna malu menjadi gilanya sang ibu karena depresi karna tidak bisa menerima kepergian putrinya yang cepat itu,karna putrinya baru berumur 5 tahun,dirumah barunya lah sang istri dipasung di dalam gudang rumah baru. Rumah mereka yang dulu dikontrak oleh seorang sepasang suami istri yang baru menikah,namun sebelumnya Sugi tidak mau mengontrakkan rumah dulunya karena takut yang akan menempatinya tidak betah dikarenakan hawa negatif yang sangat terasa dirumah itu pasca meninggalnya sang putri, tetapi nampaknya sepasang suami istri baru itu tidak menghiraukannya dan tetap ingin mengontrak rumah Sugi dikarenakan model rumah itu yang elegan walaupun kecil dan dipinggir jalan. Sugi pun tidak bisa menolaknya memang karena ia butuh uang. Benar saja firasat buruk Sugi ternyata terjadi, sepasang suami istri itu baru menempati rumah itu 1 minggu dan pembantu rumah tangga mereka kesurupan hingga membuat suami istri itu ketakutan, dan saat itulah Sugi menasehati suami istri tersebut untuk segera pergi dan Sugi akan mengembalikkan uang mereka,rupanya mereka menolaknya dan tetap ingin tinggal disana. 2 bulan berlalu tanpa teror hantu,namun disaat bulan ke-3 sebuah kejadian menimpa suami istri itu yaitu sang istri kesurupan! sang suami kebingungan namun sang istri justru keluar rumah dan berteriak "TANGGUNG JAWAB!!!" hingga membuat sekumpulan remaja yang tinggal disamping rumahnya pun keluar dan bertanya "ada apa ini pak hendri?" "istri saya kesurupan" jawab hendri (sang suami) ,lalu remaja itu pergi ke masjid dan memanggil pak ustad yang saat itu baru selesai shalat isya. Sesampainya ditempat kejadian ustad itu langsung berusaha menyadarkan Fitri (istri hendry) dengan membaca do'a namun Fitri justru mendorong pak ustad dan berteriak "DIA SALAH PAK! DIA HARUS BERTANGGUNG JAWAB!!" dan ustad pun bertanya "kamu siapa?" "saya Lian!" jawab hantu itu, "ohh Lian,kenapa kamu marah marah?" tanya pak ustad ke Lian, "dia yang menabrak saya! (menunjuk ke hendry)" . lalu pak ustad menyadarkan Fitri dan bertanya kepada hendry "hen,apa benar kamu menabrak Lian beberapa bulan yang lalu?" "iya betul pak" "kenapa kamu malah pergi tanpa bertanggung jawab?" "saya takut masuk penjara pak". "yasudah,sekarang kamu tidur dan besok kita ke pak Sugi untuk memberi penjelasan dan ke kantor polisi untuk pertanggung jawaban kamu" "ya deh pak,daripada masalah saya makin panjang". lalu semuanya pun membawa Fitri kedalam rumahnya dan semuanya pun kembali kerumah masing-masing
keesokan harinya Hendry datang ke pak ustad dan pak ustad menelepon Sugi, 3jam kemudian Sugi datang dan Hendry langsung memberikan penjelasannya, percakapan ini berjalan selama 4 jam dan menghasilkan keputusan bahwa Hendry memang harus dibawa ke kantor polisi. Dikantor polisi Hendry menyerahkan diri. sidang demi sidang dijalani Hendry hingga keputusan akhir Hendry dipenjara 10 Tahun,namun Sugi tidak menginginkan Hendry dipenjara selama itu karena kasihan istrinya yang harus terpisah dengan suaminya,dan Hendry akhirnya dibebaskan bersyarat,keputusan itu diambil dari kekeluargaan dan Hendry sangat meminta maaf kepada Sugi. Sugi pun memaafkannya,Eli suami Sugi pun berangsur-angsur membaik dan kembali waras dalam waktu 2bulan setelah pengobatan ke ahli dan Eli dapat menerima kepergian putrinya. Sungguh betapa baiknya Sugi memaafkan seseorang yang telah mencelakai anaknya hingga meninggal,hingga kebaikannya pun dibalas oleh yang maha kuasa dengan kembali warasnya sang istri dalam jangka waktu yang singkat. Sedangkan keluarga Hendry dan Fitri kembali normal layaknya keluarga biasa.
-------------------TAMAT-----------------
Credit:
Pembuat Cerita: Richie Imani
Pengeditan: Erwin
Inspirasi: Oh Ternyata : Adab Dan Azab
sumber link ( untuk html "<a href="http://horor-cerita.blogspot.com/2014/03/yang-sabar.html?showComment=1394896027315#c2644442861483983144">Yang Sabar..... ~ KUMPULAN CERITA-CERITA SERAM!</a>" tanpa tanda petik, atau
http://horor-cerita.blogspot.com/2014/03/yang-sabar.html )
Langganan:
Postingan (Atom)