jam

animasi-bergerak-jam-0174

jam

animasi-bergerak-jam-0174

Jumat, 27 November 2015

Lullaby


Chika?? Dimana dia? "CHIKA! JAWAB GW!" lalu aku mengambil kayu yang ada di sampingku. "HEI GADIS KECIL KELUAR KAU!!" trek. Aku mendengar bunyi di atap atap. Aku pun mendangak.
"GYAAAAAAA!" aku berteriak ketika melihat seorang nenek nenek merangkak di atap atap. Lalu dia merangkak dengan kecepatan kilat dari atap, ke tembok, lalu ke lantai. Aku mendengar sedikit bahwa nenek itu menyanyikan sebuah lagu. Sepertinya lagu penghantar tidur. "Anakku.. .. da..tanglah... pada ibu.. hari sudah larut malam... wak..tu..nya kau.... tidur..." kata nenek itu. Dia lalu merangkak perlahan padaku.
Tiba tiba dari mulutnya keluar sebuah lidah panjang yang besar. GREP! Lidah itu melilit kakiku. BRUK! aku terjatuh. "LEPASKAN AKU!! AKU BUKAN ANAKMU!" lalu aku menendang nendang lidah itu dengan kaki ku yang satunya sebelum aku dilahap oleh nenek itu.
Tapi tendanganku tidak cukup kuat. Akhirnya menggunakan kayu yang kuambil tadi aku menancapkan pinggiran kayu itu hingga lidah tersebut terpotong. "GYAAAAAAAAAAAHHHHH!!!" teriak nenek itu. Dari potongan lidah tersetbut mulai keluar belatung. Tibatiba nenek itu seperti mau muntah. Mulutnya membesar. Seperti ingin melepeh sesuatu. Tapi akhirnya benda itu keluar.
Itu sebuah mayat manusia yang masih utuh.
Mungkin tadi akan terjadi seperti itu bila aku tak buru buru memotongnya. "I...ni? Mayat??" Aku mencoba menyentuhnya dan mencium bau darahnya. Ternyata memang benar. Itu tubuh manusia. "KYAAAAAAAAAA TOLOOOONG!!!" Aku memejamkan mataku. Tep! Aku membuka mataku ketika mendengar langkah.

Ada gadis kecil yang tadi menyeret chika. CRIK... CKRIK... Bunyi gunting membuka tutup yang berada di tangannya. "MENJAUH DARIKU SETAN! BERIKAN CHIKA PADAKU!" gadia itu hanya diam. Tiba tiba ia melempar barang kepadaku. Aku menangkapnya.
Ternyata...
Itu adalah kepala chika. Yang terpenggal.
Lidahnya sudah tidak ada. Bahkan matanya tak ada. Darahnya mengalir dari lehernya ke tanganku. "CHIKAAAAA!!!! UWAAAAAANG!!!!" aku menangis sambil memeluk kepala terpenggal itu. "Maafkan akuuu.. aku tak seharusnya mengajakmu ke sini.... maaf chikaaa..... MAAF!!!!"  aku terus terusan memejamkan mata dan berharap chika bisa hidup kembali. "Ihihihi..... jadi namanya chika? Gadia yang malang. Dia harus mengalami hal ini hanya karena temannya yang egois... ihihihii..." ketawanya puas sekali seakan akan dia meledekku. "KEMBALIKAN DIA PADAKU!!!" kataku sambil terus memeluk kepala itu. "Dia disini kok..." tiba tiba gadis itu membuka mulutnya. Terlihat ada sebuah badan yang mencoba untuk keluar dengan kepalanya yang sudah tiada. Tidak salah lagi. Itu chika!
"Mi.. yaa... sakit miya... kenapa kau melakukan ini padaku... padahal kami sahabat.. KAU JAHAAAAAAAAAAATTTT!!!!"  Chika?! "GYAAAA TIDAKK!" Aku langsung melempar kepala itu ke gadis kecil tadi.
Saat kulempar kepala itu. Gadis itu tak menangkapnya, melainkan membuka mulutnya lebar lebar dan melahap kepala itu sekaligus. "Hmmmm... makan malam yang lezat selanjutnya makan malamku adalah jus manusia yang lezat... hihihiii.." katanya. Tiba tiba dia berjalan ke arahku. "TIDAAAAKK!!!!" aku berlari ke sebuah ruangan. Ruang apa ini? Ruang musik? Lalu aku mengunci pintu.
Ada sebuah piano. Biasanya di rumah aku memainkan piano untuk menenangkan hatiku. Akupun membuka piano itu. Lalu memainkannya.
JDARRRR!!!!!

Piano itu tertutup kencang dengan sendirinya. Jari jari kecilku pun terpotong saat itu juga. "Aa.... ahh.... GYAAAAAAAAAAAHHH!!!! AAAAARGHHH SAKITTT!!"
CTAS! Aku mendengar sebuah benang terputus. Asalnya dari atas. Aku melihat ke atas.
BRAK! Sebuah batu bata yang sangat besar menimpa kepalaku. Kepala pecah berkeping keping hingga otakku terlihat. Aku masih hidup. "Ha...h...aa...." aku tak bisa berbicara. Aku hanya bisa melihat. Sakit.... sakit.... tiba tiba di sudut ruangan aku melihat sedikit ada seseorang. Dia memakai baju sekolah juga. Baju sekolahnya sama sepertiku.
Tapi dia sangat kurus. Benar benar seperti tongkat. "Lapaar... sudah terjebak disini 3 bulan.... butuh makanan...." katanya. "To...l..ong.." aku tak bisa berkata apa apa. Tapi orang yang memakai seragam tadi berjalan perlahan ke arahku.
"To... khh..l..ngkk" aku sudah sangat lemah. Gadis itu berdiri tepat di sebelah kepalaku. Dia bukannya menolongku melainkan berkata, "makanan..." setelah itu aku pingsan. Yang jelas aku bisa merasakan orang itu memakan kepalaku yang sudah hancur. Siapapun... tolong....
HAH! Aku terbangun. Ini mimpi?....
Aku selamat? Tadi semua hanya mimpi? Lalu aku bangun. Tapi ini dimana? Se...kolah? Aku lihat jendela. Langit sudah terang. Ini sudah pagi lagi? Tiba tiba ada satu orang masuk ke kelas.
Itu teman sekelasku. "Miya?! Kau kenapa? Bajumu berlumuran darah!!" Katanya. Aku menunduk melihat bajuku. Benar. Jadi tadi buku mimpi? CHIKA!! DIA MANA?? aku kemudia menarik teman sekelasku, "CHIKAA MANA?!" "chika?, dia siapa miya?" Tanya dia bingung.
"TEMAN SEKELAS KITA!!" kataku keras kepala. "Ihh lo mabok ya? Kita ga ada temen namanya chika di kelas ini!" Bohong.... chika tak ada....
Chika telah dihapus dari kenyatan oleh gadis kecil itu.
-TAMAT-

Sumber: Wattpad




Tidak ada komentar:

Posting Komentar