jam

animasi-bergerak-jam-0174

jam

animasi-bergerak-jam-0174

Jumat, 27 November 2015

The Ritual


Namaku miya. Aku paling tidak percaya yang namanya hantu dan mitos. Aku kelas 3 SMA. sekolahku terkenal dengan sekolah berhantu. Tapi aku tetap tak percaya satupun dari itu.
Aku memiliki sahabat bernama Chika. Dia tergila gila dengan yang namanya hantu. Tiap dia bercerita tentang mitos sekolah, aku hanya iya iya aja deh dengernya. Itu hanya omong kosong.
Tapi suatu hari ada yang membuatku tertarik dengan salah satu mitos yang diceritakan Chika, "hei miya. Ada mitos lho bahwa kalau kita melakukan ritual di dalam kelas kita akan terhubung dengan dunia lain. Dan ada yang bilang dunia itu mengerikan sekali." Aku tak percaya pada cerita itu. Tapi aku ingin mencobanya. Lalu aku berkata pada chiko, "ayo kita lakukan ritual itu!" "Eh miya, tapi kita harus melakukannya jam 12 malam! Bagaimana cara masuk ke dalam sekolah? Satpam pasti mencegat kita!" Kata chiko.
Benar juga. Apa yang harus kulakukan ya? Oh iya! Aku tau! "Hei chiko malem ini kita janjian di depan sekolah jam 11.50 ya!"  Lalu kami berdua setuju.
Sampai rumah aku menyiapkan apa yang harus kusiapkan. Aku agak tidak yakin dengan ini. Tapi ya gapapalah dicoba.
Aku tidur. Lalu terbangun saat alarm berbunyi. Aku mematikannha. Tapat jam 11. 30. Lalu aku segera keluar dari jendela. Aku takut kalau dari pintu depan nanti keluargaku terbangun semua.


Akhirnya aku sudah di luar. Aku lari secepatnya ke depan sekolah. Chika sudah menunggu di sana. "Heii lama sekali kau!!" Katanya membentakku. "Hehehe sorii tapi gapapa kan sekarang masih jam 11.50, masih ada waktu sebelum jam 12. Ayok kita masuk!" "Bagaimana caranya?" Tanya dia. "Ikut aku" lalu aku menunjukkan jalannya. Kami menanjat pagar sekolah. Karena aku sudah tau bahwa pintu masuk ke sekolah bakal terkunci, aku tadi siang saat pulang sekolah membuka salah satu kunci jendela di lantai satu. Jadi kami masuk lewat jendela itu.
Suasana sangat sepi. Tak ada suara apapun. Suara yang kudengar hanyalah suara nafasku dan chika. Lampu tak ada yang menyala jadi kami menggunakan lilin dan korek.
Kami tak bisa melihat dengan jelas. Tiba tiba korek yang kupegang mati. "Lho?! Kok mati mi??!!" Kata chika panik. "Ye elahh angin doang kali" kata ku dengan tenang. "tapi disini ga ada angin!!" Kata chika. Memang benar di sini ga ada angin. Badanku mulai merinding. Ahh segini doang. Biasa kali. Akhirnya aku menyalakan lilin lagi.
Kami berjalan menuju tangga. Karena kelas kami di lantai 2. Akhirnya kami sampai di kelas. "Ayo kita lakukan ritualnya" kataku.
Kami melakukan ritual itu. Jam sudah pas jam 12 malam. Kami akhirnya selesai melakukan ritual. Tapi setelah lama menunggu kenapa tak terjadi apa apa? "Hei ni boongan ya?" Kataku. "Tidak kok harusnya benar. Hahh.. sudah kuduga ini cuma omong kosong. Tiba tiba aku meras sebuah getaran kecil. Aku dab chika langsung saling bertatapan dengan wajah bingung. Tapi getaran itu makin kencang."KYAAAAA!!!! GEMPA BUMI!!!" kami berdua teriak histeris. Guncangan itu sangat kencang kami bahkan tidak bisa berdiri. Kami berdua berpelukan. Tiba tiba lantai makin lama makin terbelah. Dan akhirnya kami jatuh kedalam bolongan besar tersebut, "KYAAAAAAAAAAAAAAA!!"


.........
"Huh?" Aku msh hidup? Aku pun bangun. Tiba tiba aku melihat chika disampingku. Kakinya luka. Dia pingsan. Aku pun membangunkannya. Kami berdua akhirnya sadar. Saat melihat sekitar kami sadar bahwa.. kami benar benar di tempat yang berbeda.
Tempat ini menang sekolah. Tapi tembok dan meja sudah hancur. Tiba tiba kami melihat sebuah kertas di dinding, "tanggal xx-xx- 1956" astaga waktu ini sudah lama sekali apa ini adalah sekolah saat sebelum direnovasi. Kami pun keluar dari kelas. Tep. Chika menaruh tangannya di pundakku dia masih di belakangku sepertinya dia sangat ketakutan. Aku menggenggam tangannya yang masih di bahuku.
Tapi tiba tiba aku melihat chika berjalan duluan melewatiku.
Tunggu... siapa yang kugenggam?! Aku menengok ke belakang. Tak ada orang. Tangan yang kugenggam tadi hilang. Aku mungkin kecapekan sampai berhalusinasi. Akupun terus berjalan. Ini tempat apa ya? BRUK! Aku tersandung sesuatu.
Lalu menyorot barang tersebut dengan lilin, "GYAAAAAAAAAA!" aku teriak. Itu adalah tubuh manusia. Tubuhnya sudah berubah jadi tengkorak. "TIDAAAAKK!!!!" aku menutup mataku. "Miya! Lihat... ada sebuah kertas di sebelah mayat ini.." kami mengambilnya. "Tolong.. siapapun.. keluarkan aku dari tempat mengerikan ini.. aku mau pulang aku lapar.... aku butuh makan.... aku capek untuk terus berlari dari setan yang terus terus mengejarku... mama... papa.... maafkan aku jika aku membuat kalian kesal.... aku sayang kalian...."  "TIDAK INI PASTI OMONG KOSONG!!" kataku keras kepala. Aku berlari menjauhi mayat tersebut. "Miya tunggu!!........... KYAAAAAA!" langkahku terhenti ketika mendengar suara teriakan chika. Aku membalik badan. Betapa kagetnya aku melihat chika yang badannya sudah setengah. Kakinya terpotong. Yang tersisa hanya badan bagian atasnya saja. "AAAA.... AAAAAAAARRGHHHH!!!! SAKIIITTTTTT!!!! TOLONGGGG!!!! AARGHHHH MIYAAAAA!!!" kakiku lemas. Aku terjatuh saking syoknya. Aku tak tau harus apa. Aku hanya bisa melihat chika yang merangkaka dengan badannya yang setengah.
Tiba tiba aku melihat dari kegelapan. Muncul seorang gadia kecil. Dia kemudia menarik badan chika. "TIDAK MENJAUH DARIKU!! PERGIII!!! MIYAAA TOLONG AKUUU!!!" gadis kecil itu membawa kapak besat di tangannya. Lalu anak kecil tersebut menarik chika ke sebuah ruangan. Dan menutup pintu. "CHIKAAA!!!" aku membuka pintu tadi. Tapi yang ada di balik pintu itu hanyalah sebuah tembok.
Kini... aku sendiri di tempat mengerikan .

Sumber: Wattpad



Tidak ada komentar:

Posting Komentar